Pengertian adat dalam tamadun Melayu
Tamadun Melayu
Pengertian
Adat
Adat adalah aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi masyarakat pendukungnya. Di Indonesia aturan-aturan tentang segi kehidupan manusia tersebut menjadi aturan-aturan hukum yang mengikat yang disebut hukum adat. Adat telah melembaga dalam dalam kehidupan masyarakat baik berupa tradisi, adat upacara dan lain-lain yang mampu mengendalikan perilau warga masyarakat dengan perasaan senang atau bangga, dan peranan tokoh adat yang menjadi tokoh masyarakat menjadi cukup penting.
Adat adalah aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi masyarakat pendukungnya. Di Indonesia aturan-aturan tentang segi kehidupan manusia tersebut menjadi aturan-aturan hukum yang mengikat yang disebut hukum adat. Adat telah melembaga dalam dalam kehidupan masyarakat baik berupa tradisi, adat upacara dan lain-lain yang mampu mengendalikan perilau warga masyarakat dengan perasaan senang atau bangga, dan peranan tokoh adat yang menjadi tokoh masyarakat menjadi cukup penting.
Adat merupakan norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat sehingga anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan. Misalnya pada masyarakat yang melarang terjadinya perceraian apabila terjadi suatu perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan yang mendapatkan sanksi atau menjadi tercemar, tetapi seluruh keluarga atau bahkan masyarakatnya.
Fungsi Lembaga Adat Dalam Kehidupan Sehari-hari
Masyarakat Adat Suku Bayan
a. Melaksanakan Prosesi upacara-upacara ritual adat
Dalam pergaulan sehari-hari komunitas masyarakat adat wet tu tlu Bayan banyak memiliki prosesi acara adat yang harus dilaksanakan oleh masyarakat adat sesuai dengan ider ( putaran ) adat sebagai wujud eksistensi masyarakat adat dalam mempertahankan adat kebiasaannya. Hal ini merupakan salah satu ciri khas yang tidak dimiliki oleh masyarakat sasak di tempat lainnya. Pada dasarnya Upacara adat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu Adat Gama, Adat Luir gama, Dan Adat Idup det Mate.
Upacara Adat Gama merupakan Upacara-upacara adat yag berhubungan dengan Unsur-unsur Agama, sehingga dalam pelaksanaannya tampak jelas pengaruh dari ajaran-ajaran agama Islam. upacara adat Gama meliputi:
1. Upacara Tahun Alip
Upacara ini merupakan rangkaian acara yang dilaksanakan untuk memperbaiki masjid kuno dan makam leluhur. Upacara ini dilakukan delapan tahun sekali, tepatnya pada suku pertama dalam sewindu.
2. Upacara Tilawat
upacara tilawat dilakukan setelah perayaan tahun Alip. Upacara ini merupakan rangkaian upacara yang dilaksanakan dengan maksud memohon kepada Tuhan agar diberikan keselamatan diwaktu yang akan datang dan diberikan ampunan atas segala dosa yang telah diperbuat serta diberikan rezki yang melimpah. Dalam upacara tilawat, diadakan pembacaan al Qur’an di dalam Masjid Kuno dengan dihadiri sekurang-kurangnya oleh 44 orang Penghulu atau Kyai Santri.
3. Upacara Lohor Jumat
Upacara ini dilaksanakan dengan tujuan memohon rahmat dan ridho Tuhan agar seluruh makhluk yang ada terhindar dari malapetaka. upacara ini dilakukan tatkala suasana alam atau zaman sedang gawat. misalnya Bencana alam dan segala bentuk bencana lainnya.
4. Muludan ( Maulid )
Muludan merupakan acara yang dilaksanakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw.
5. Lebaran
Upacara ini digolongkan menjadi tiga, pertama Lebaran Tinggi ( idul Fitri ), dilaksanakan pada tanggal 3 Syawal. kedua, Lebaran Pendek ( idul adha ) dan ketiga lebaran Topat.
Upacara adat Luir Gama merupakan upacara yang diselenggarakan sehubungan dengan terjadinya kemarau panjang atau hujan yang turun secara berlebihan. upacara ini dilakukan setaip tahun sekali, tepatnya pada suku tahun pertama dalam sewindu yaitu ton alip. Adat luir gama dapat digolongkan menjadi dua jenis upacara, yaitu taek lauk dan taek daya. Upacara taek lauk diadakan saat mengalami perubahan musim kemarau sedangkan taek daya diadakan manakala mengalami musim hujan tiap tahunnya. Penyelenggaraan upacara ini dilakukan dengan maksud untuk memohon kepada Tuhan supaya hasil bumi melimpah ruah dan para petani terhindar dari pengaruh buruk pada saat mulai mengolah tanah sawah dan ladang.
Sebelum mengadakan kegiatan pertanian biasanya dilakukan acara membangar, tujuannya untuk mengusir jin jahat agar petani nyaman dalam menggarap lahan pertaniannya. Guna meningkat hasil pertanian, komunitas masyarakat wet tu tlu melaksanakannya dengan dua cara yaitu dengan cara fisik dan spiritual. Upacara spiritual dilakukan dua tahap yaitu upacara yang dimaksudkan yakni upacara yang dilakukan guna memelihara dan menghilangkan penyakit padi, antara lain :
1. Nyelamat Binek
upcara ini merupakan upacara yang dilakukan pada saat padi berumur tujuh hari. upacara ini bertujuan agar bibit yang telah ditanam tumbuh.
2. Nyelamet Lowong.
Nyelamet lowong dilaksanakan pada saat padi berumur 30 hari. Upacara ini diadakan sebagai ungkapan syukur kepada Sepengkula bahwa padi yang sedang ditanam tumbuh dengan baik.
3. Rowah Nunas Sesari.
Upacara ini dilaksanakan pada saat padi mulai berbunga dengan tujuan untuk memohon agar diberkahi sari padi, sehingga hasil panen melimpah.
4. Bedede Lowong
Upacara ini bertujuan untuk memberi epen dowe atau pemilik gaib dengan kalimat-kalimat tertentu yang dinyanyikan dan dilakukan pada saat senja hari.
5. Rowah Beoran/ bau ina.
Upacara ini merupakan kegiatan memetik segenggam padi yang akan dijadikan inan pade ( induk padi ).upacara ini merupakan pendahulu kegiatan panen padi.
Jenis upacara adat yang ketiga adalah adat idup det mate. Sama seperti kebiasaan masyarakat sasak pada umumnya komunitas masyarakat adat wet tu tlu juga mempunyai kebiasaan melakukan beberapa acara yang berkaitan dengan kehidupan dan kematian manusia. Bentuk upacara adat yang berkaitan dengan hidup manusia adalah buang awu atau memedak, mengkombong, ngurisan nyunatan dan perkawinan. Sedangkan dalam peristiwa kematian terdapat berbagai macam upacara adat dalam pengorbanan yang luar biasa karena dianggap sebagai penghormatan terakhir. Setelah proses pemakaman terdapat lagi beberapa upacara yang dilakukan seperti nelung, mituk, nyanga, pelayaran, matang puluhan, nyatus dan nyiu.
SUKU BAYAN.
Comments
Post a Comment
Komentar lah dengan baik dan sopan