syiar Abu hurairah
A.Biografi
Singkat Abu Hurairah
Abu
Hurairah lahir pada tahun 21 sebelum Hijriyah. pada masa Jahiliyah, sebelum ia
msuk Islam, namanya Abu Syamsi. ia Masuk Islam pada tahun ke-7 Hijriyah, ketika
perang Khaibar sedang berkecamuk. Abu hurairah langsung terjun ke dalam perang
tersebut. setelah ia msuk Islam, Nabi SAW memberinya nama Abdurahman.
Abu Huraurah sangat menyenangi seekor kucing, sehingga sering kucing itu digendong, dirawat, diberi makan dan bagi kucing itu disediakan tempat khusus. maka beliau digelari pula dengan Abu Hurairah, yang artinya orang yang menyanyangi kucing. Nama lengkap Beliau adalah Abu Hurairah bin Shakhkhar. Ibunya adalah Maimunah, yang sempat masuk Islam sebelum wafatnya.
Abu Hurairah adalah seorang di antara Muhajirin yang miskin, Ia termasuk salah seorang Ahlush Shuffah, yaitu sahabat yang tinggal di Madinah. Beliau tidak punya rumah untuk tinggal, tidak punya tanah untuk bercocok tanam, tidak punya barang dagangan untuk dijual. walaupun demikian beliau tegar dalam menghadapi hudup dan sanggup menerima SAW seara baik bahkan beliau orang yang paling banyak menghafal dan meriwayatkan hadits-hadits.
Nabi SAW daripada sahabat-sahabat Nabi yang lain. Para Perawi hadits banyak meriwayatkan hadits dari beliau.
Abu Huraurah sangat menyenangi seekor kucing, sehingga sering kucing itu digendong, dirawat, diberi makan dan bagi kucing itu disediakan tempat khusus. maka beliau digelari pula dengan Abu Hurairah, yang artinya orang yang menyanyangi kucing. Nama lengkap Beliau adalah Abu Hurairah bin Shakhkhar. Ibunya adalah Maimunah, yang sempat masuk Islam sebelum wafatnya.
Abu Hurairah adalah seorang di antara Muhajirin yang miskin, Ia termasuk salah seorang Ahlush Shuffah, yaitu sahabat yang tinggal di Madinah. Beliau tidak punya rumah untuk tinggal, tidak punya tanah untuk bercocok tanam, tidak punya barang dagangan untuk dijual. walaupun demikian beliau tegar dalam menghadapi hudup dan sanggup menerima SAW seara baik bahkan beliau orang yang paling banyak menghafal dan meriwayatkan hadits-hadits.
Nabi SAW daripada sahabat-sahabat Nabi yang lain. Para Perawi hadits banyak meriwayatkan hadits dari beliau.
Iman
Syafi’i pernah berkata: “Abu Hurairah adalah orang yang paling banyak menghafal
hadits bila dibandingi dengan perawi-perawi di masanya.”
Abu Hurairah adalah seorang ahli ibadah, begitu juga istri dan anaknya. Mereka semua biasa bangun pada malam hari secara bergiliran. Beliau bangun pada sepertiga malam kedua dan kemudian anaknay pada seprtiga malam terakhirnya.
Pada masa Khalifah Umar bin Khatab beliau pernah diangkat menjadi gubernur Bahrain. Beliau wafat pada tahun ke-59 Hijriyah dalam usia 78 tahun.
Abu Hurairah adalah seorang ahli ibadah, begitu juga istri dan anaknya. Mereka semua biasa bangun pada malam hari secara bergiliran. Beliau bangun pada sepertiga malam kedua dan kemudian anaknay pada seprtiga malam terakhirnya.
Pada masa Khalifah Umar bin Khatab beliau pernah diangkat menjadi gubernur Bahrain. Beliau wafat pada tahun ke-59 Hijriyah dalam usia 78 tahun.
Biografi
Singkat Abdulah Bin Mas’ud
Nama
lengkapnya adalah Abdulah bin Mas’ud bin Ghafil bin Hamid al-Hadzaly, tetapi
terkenal dengan Ibnu Mas’ud saja.
Beliau termasuk sahabat yang tertua dan utama orang keenam masuk Islam dan sangat dekat dengan Rasullulah SAW. Pada masa remaja beliau pernah bekerja sebagai pengembala kambing milik ‘Uqbah bin Mu’ith. Pada waktu itulah Nabi SAW. berkata kepadanya: “Engkau akan menjadi orang terpelajar.”
Beliau hidup miskin, tak punya harta benda, badanya kecil dan kurus, serta tidak berpangkat; kedudukan dan keduniannya jauh berada di bawah. Sebelum masuk Islam beliau sangat takut berjalan dihadapan pemimpin Quarisy. Tetapi setelah masuk Islam beliau sengaja tanpa rasa takut berjalan di hadapan pemuka-pemuka Quarisy Yang berada di samping Ka’bah, dan
Beliau termasuk sahabat yang tertua dan utama orang keenam masuk Islam dan sangat dekat dengan Rasullulah SAW. Pada masa remaja beliau pernah bekerja sebagai pengembala kambing milik ‘Uqbah bin Mu’ith. Pada waktu itulah Nabi SAW. berkata kepadanya: “Engkau akan menjadi orang terpelajar.”
Beliau hidup miskin, tak punya harta benda, badanya kecil dan kurus, serta tidak berpangkat; kedudukan dan keduniannya jauh berada di bawah. Sebelum masuk Islam beliau sangat takut berjalan dihadapan pemimpin Quarisy. Tetapi setelah masuk Islam beliau sengaja tanpa rasa takut berjalan di hadapan pemuka-pemuka Quarisy Yang berada di samping Ka’bah, dan
Mengumandangkan
wahyu Ilahi (ayat-ayat Al-Qur’an) di hadapan Mereka.
Kelebihan-kelebihan
:
*
Hafal Al-Qur’an 30 juz.
* Ahli mengenai arti dan makna Al-Qur’an.
* Luas Ilmunya tentang fiqh.
* Telah mendapat izin dari Rasulullah SAW untuk memasuki rumah beliau, siang ata upun malam.
* Kuat Ibadah dan penuh taqwa.
* Tidak suka memburu pangkat, mengejar kedudukan, serta memperbutkan kekuasaan dan kekayaanya.
* Merupakan orang pertama yang mengumandangkan ayat Al-Qur’an didepan masyarakat Mekkah.
* Ahli mengenai arti dan makna Al-Qur’an.
* Luas Ilmunya tentang fiqh.
* Telah mendapat izin dari Rasulullah SAW untuk memasuki rumah beliau, siang ata upun malam.
* Kuat Ibadah dan penuh taqwa.
* Tidak suka memburu pangkat, mengejar kedudukan, serta memperbutkan kekuasaan dan kekayaanya.
* Merupakan orang pertama yang mengumandangkan ayat Al-Qur’an didepan masyarakat Mekkah.
Pada
masa Khalifah Umar beliau diangkat menjadi Qadhi(hakim) dan ketua Bait
Al-Maal(bagian perbendaharaan kaum muslimin) di kufah. banyak merwayatkan
hadits dalam kitab hadits Bukhari dan Muslimin serta kitab-kitab lainya. Beliau
wafat di Madinah pada tahun 32 H dan dimakamkan di pekuburan Baqi.
Demikian riwayat hidup Ibnu Mas’ud, seorang yang berperawakan kurus, kecil, anak miskin terlunta-lunta, (yang semula) tak punya pengaruh dan kedudukan. tapi Allah melebihkan beliau menjadikannya sahabat Nabi yang utama, sebagai as-Saabiquun al-Awwaliin (orang terdahulu beriman), dan penerima kabar gembira berupa jaminan surga yang penuh kenikmatan.
Demikian riwayat hidup Ibnu Mas’ud, seorang yang berperawakan kurus, kecil, anak miskin terlunta-lunta, (yang semula) tak punya pengaruh dan kedudukan. tapi Allah melebihkan beliau menjadikannya sahabat Nabi yang utama, sebagai as-Saabiquun al-Awwaliin (orang terdahulu beriman), dan penerima kabar gembira berupa jaminan surga yang penuh kenikmatan.
B. Perjalanan hidup abu hurairah
Tidak
diragukan lagi, hampir semua kaum Muslimin pasti mengenal sahabat Nabi yang
satu ini. Ia mempunyai bakat yang luar biasa dalam hal kemampuan dan kekuatan
ingatan, ia mempunyai kelebihan dalam seni menangkap apa yang didengarnya. Sedangkan
daya ingatnya mempunyai keistimewaan dalam menghafal dan menyimpan.
Hampir tak pernah ia melupakan satu kata atau satu huruf pun dari semua yang pernah didengarnya. Ia telah mewakafkan hampir seluruh hidupnya untuk lebih banyak mendampingi Rasulullah saw, sehingga ia termasuk salah seorang sahabat yang paling banyak menerima dan menghapal hadis, serta meriwayatkannya.
Pada zaman Jahiliyah, orang memanggilnya Abu Syams. Ketika hendak memeluk Islam, Rasulullah bertanya kepadanya, "Siapa namamu?"
"Abdu Syams," jawabnya singkat.
"Bukannya Abdurrahman (Hamba Allah)?" tanya Rasulullah.
"Demi Allah, benar. Abdurrahman, ya Rasulullah," jawab Abu Hurairah setuju.
Diberi gelar Abu Hurairah, karena waktu kecil dia mempunyai seekor anak kucing betina dan selalu bermain-main dengannya. Maka gelar masa kecilnya lebih populer daripada nama aslinya. Setelah Rasulullah mengetahui gelar dan asal-usul namanya, maka beliau selalu memanggilnya "Abu Hirr" sebagai panggilan akrab. Dan Abu Hurairah lebih terkesan dengan panggilan "Abu Hirr" daripada "Abu Hurairah".
Abu Hurairah masuk Islam dengan perantaraan Thufail bin Amr Ad-Dausi. Islam masuk ke negeri Daus kira-kira awal tahun ke-7 Hijriyah, yaitu ketika dia menjadi utusan kaumnya menemui Rasulullah SAW di Madinah.
Setelah bertemu Rasulullah, pemuda Daus ini memutuskan untuk berkhidmat (menjadi pelayan) Nabi dan menemani beliau. Oleh karena itu, ia tinggal di masjid, di mana Rasulullah mengajar dan menjadi imam. Selama Rasulullah hidup, Abu Hurairah tidak menikah dan belum punya anak.
Namun ia mempunyai ibu yang sudah lanjut usia, dan masih tetap musyrik. Abu Hurairah tidak berhenti mengajak ibunya masuk Islam, karena dia sangat menyayanginya dan ingin berbakti. Tetapi ibunya malah menjauh dan menolak ajakannya. Ia pun meninggalkan ibunya dengan perasaan kacau dan hati yang terkoyak.
Dia pernah mengajak ibunya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, namun sang ibu menolak sambil mencela Rasulullah dengan kata-kata yang menyedihkan dan menyakitkan hati. Ia pun pergi menemui Nabi SAW.
"Mengapa kau menangis, wahai Abu Hurairah?" tanya Rasulullah.
"Aku tidak bosan-bosannya mengajak ibuku masuk Islam. Tetapi ia selalu menolak. Hari ini ia kuajak masuk Islam, tapi ia malah mengucapkan kata-kata yang tidak pantas mengenai dirimu, wahai Rasulullah, yang tak sudi kudengar. Tolonglah doakan, ya Rasulullah, semoga ibuku tergugah masuk Islam," katanya.
Rasulullah pun mendoakan semoga hati ibu Abu Hurairah terbuka untuk masuk Islam. Pada suatu hari, ketika pulang ke rumahnya, Abu Hurairah mendapati pintu dalam keadaan tertutup. Di dalam terdengar bunyi gemercik air. Tatkala hendak masuk ke dalam, terdengar suara ibunya, "Tunggu di tempat!"
Agaknya sang ibu tengah berpakaian. Tak lama kemudian. "Masuklah!" kata ibunya. Begitu masuk ke dalam, ibunya berkata, "Aku bersaki bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."
Hampir tak pernah ia melupakan satu kata atau satu huruf pun dari semua yang pernah didengarnya. Ia telah mewakafkan hampir seluruh hidupnya untuk lebih banyak mendampingi Rasulullah saw, sehingga ia termasuk salah seorang sahabat yang paling banyak menerima dan menghapal hadis, serta meriwayatkannya.
Pada zaman Jahiliyah, orang memanggilnya Abu Syams. Ketika hendak memeluk Islam, Rasulullah bertanya kepadanya, "Siapa namamu?"
"Abdu Syams," jawabnya singkat.
"Bukannya Abdurrahman (Hamba Allah)?" tanya Rasulullah.
"Demi Allah, benar. Abdurrahman, ya Rasulullah," jawab Abu Hurairah setuju.
Diberi gelar Abu Hurairah, karena waktu kecil dia mempunyai seekor anak kucing betina dan selalu bermain-main dengannya. Maka gelar masa kecilnya lebih populer daripada nama aslinya. Setelah Rasulullah mengetahui gelar dan asal-usul namanya, maka beliau selalu memanggilnya "Abu Hirr" sebagai panggilan akrab. Dan Abu Hurairah lebih terkesan dengan panggilan "Abu Hirr" daripada "Abu Hurairah".
Abu Hurairah masuk Islam dengan perantaraan Thufail bin Amr Ad-Dausi. Islam masuk ke negeri Daus kira-kira awal tahun ke-7 Hijriyah, yaitu ketika dia menjadi utusan kaumnya menemui Rasulullah SAW di Madinah.
Setelah bertemu Rasulullah, pemuda Daus ini memutuskan untuk berkhidmat (menjadi pelayan) Nabi dan menemani beliau. Oleh karena itu, ia tinggal di masjid, di mana Rasulullah mengajar dan menjadi imam. Selama Rasulullah hidup, Abu Hurairah tidak menikah dan belum punya anak.
Namun ia mempunyai ibu yang sudah lanjut usia, dan masih tetap musyrik. Abu Hurairah tidak berhenti mengajak ibunya masuk Islam, karena dia sangat menyayanginya dan ingin berbakti. Tetapi ibunya malah menjauh dan menolak ajakannya. Ia pun meninggalkan ibunya dengan perasaan kacau dan hati yang terkoyak.
Dia pernah mengajak ibunya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, namun sang ibu menolak sambil mencela Rasulullah dengan kata-kata yang menyedihkan dan menyakitkan hati. Ia pun pergi menemui Nabi SAW.
"Mengapa kau menangis, wahai Abu Hurairah?" tanya Rasulullah.
"Aku tidak bosan-bosannya mengajak ibuku masuk Islam. Tetapi ia selalu menolak. Hari ini ia kuajak masuk Islam, tapi ia malah mengucapkan kata-kata yang tidak pantas mengenai dirimu, wahai Rasulullah, yang tak sudi kudengar. Tolonglah doakan, ya Rasulullah, semoga ibuku tergugah masuk Islam," katanya.
Rasulullah pun mendoakan semoga hati ibu Abu Hurairah terbuka untuk masuk Islam. Pada suatu hari, ketika pulang ke rumahnya, Abu Hurairah mendapati pintu dalam keadaan tertutup. Di dalam terdengar bunyi gemercik air. Tatkala hendak masuk ke dalam, terdengar suara ibunya, "Tunggu di tempat!"
Agaknya sang ibu tengah berpakaian. Tak lama kemudian. "Masuklah!" kata ibunya. Begitu masuk ke dalam, ibunya berkata, "Aku bersaki bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."
Abu
Hurairah kembali kepada Rasulullah sambil menangis gembira, sebagaimana
sebelumnya ia menangis karena sedih. "Bergembiralah wahai Rasulullah,
Allah mengabulkan doa anda. Ibuku telah masuk Islam," ujarnya.
Abu Hurairah mencintai Rasulullah hingga mendarah daging. Dia tak pernah bosan memandang wajah beliau. "Bagiku tidak ada yang lebih indah dan cemerlang selain wajah Rasulullah SAW. Dalam penglihatanku, seolah-olah matahari sedang memancar di wajah beliau," katanya suatu ketika.
Sebagaimana besar cintanya kepada Rasulullah SAW, maka begitu pula besar cintanya kepada ilmu. Sehingga ilmu menjadi kegiatan dan puncak cita-citanya.
Ketika kaum Muslimin memperoleh kesejahteraan dari limpahan rampasan perang. Abu Hurairah mendapat bagian, berupa sebuah rumah dan harta. Walaupun begitu, semua kenikmatan yang diperolehnya tidak sedikit pun merubah kepribadiannya yang mulia. Dia tidak pernah melupakan masa lalunya.
Dia kerap bercerita, "Aku dibesarkan ibuku dalam keadaan yatim. Kemudian aku hijrah dalam keadaan miskin. Aku pernah mengambil upah di perkebunan Binti Ghazwan, hanya untuk mendapatkan sesuap makanan. Aku juga pernah menjadi pelayan (khadam), menurunkan dan menaikkan keluarga itu dari dan ke atas kendaraannya. Kemudian aku dinikahkan Allah dengan anak perempuan mereka."
Abu Hurairah pernah menjadi Walikota Madinah lebih dari satu kali. Dia diangkat menjadi walikota oleh Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan. Kelembutan dan keluwesan pemerintahannya tidak ada yang menandingi.
Dalam pribadi Abu Hurairah terkumpul kekayaan akan ilmu, ketakwaan dan kewara'an. Siang hari dia puasa, malam dia beribadah. Kemudian dibangunkannya istrinya. Istrinya beribadah sepertiga malam, setelah itu membangunkan anak perempuannya. Maka anak gadis itu beribadah juga sepertiga malam terakhir. Karena itu dalam rumah tanggal Abu Hurairah tidak putus-putusnya orang beribadah sepanjang malam.
Sepanjang hidupnya, Abu Hurairah senantiasa bersikap dan berbuat baik terhadap ibunya. Bila dia keluar rumah, dia berdiri lebih dahulu di muka pintu kamar ibunya, untuk mengucapkan salam. Ia juga giat mengajak orang bersikap dan berbuat baik terhadap orang tua mereka, serta menyayangi mereka.
Ketika Abu Hurairah sakit dan akan meninggal dunia, dia menangis. Orang-orang bertanya padanya, "Mengapa anda menangis, wahai Abu Hurairah?"
Ia menjawab, "Aku menangis bukan karena sedih berpisah dengan dunia ini, bukan! Aku menangis karena perjalanan masih jauh, sedangkan perbekalanku hanya sedikit. Aku telah berada di ujung jalan yang akan membawaku ke surga atau neraka. Sedangkan aku tidak tahu di jalan mana aku berada."
Marwan bin Hakam datang berkunjung menengoknya. Kata Marwan, "Semoga Allah segera menyembuhkanmu, wahai Abu Hurairah!"
Mendengar doa Marwan tersebut, Abu Hurairah justru berdoa sebaliknya. "Ya Allah, aku sudah rindu bertemu dengan-Mu. Semoga Engkau juga begitu terhadapku. Segerakanlah bagiku pertemuan itu!"
Tidak lama setelah Marwan tiba di rumahnya, Abu Hurairah meninggal dunia dengan tenang. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepadanya. Ia telah menghapal tidak kurang dari 1.609 hadits Rasulullah SAW untuk kaum Muslimin.
Abu Hurairah mencintai Rasulullah hingga mendarah daging. Dia tak pernah bosan memandang wajah beliau. "Bagiku tidak ada yang lebih indah dan cemerlang selain wajah Rasulullah SAW. Dalam penglihatanku, seolah-olah matahari sedang memancar di wajah beliau," katanya suatu ketika.
Sebagaimana besar cintanya kepada Rasulullah SAW, maka begitu pula besar cintanya kepada ilmu. Sehingga ilmu menjadi kegiatan dan puncak cita-citanya.
Ketika kaum Muslimin memperoleh kesejahteraan dari limpahan rampasan perang. Abu Hurairah mendapat bagian, berupa sebuah rumah dan harta. Walaupun begitu, semua kenikmatan yang diperolehnya tidak sedikit pun merubah kepribadiannya yang mulia. Dia tidak pernah melupakan masa lalunya.
Dia kerap bercerita, "Aku dibesarkan ibuku dalam keadaan yatim. Kemudian aku hijrah dalam keadaan miskin. Aku pernah mengambil upah di perkebunan Binti Ghazwan, hanya untuk mendapatkan sesuap makanan. Aku juga pernah menjadi pelayan (khadam), menurunkan dan menaikkan keluarga itu dari dan ke atas kendaraannya. Kemudian aku dinikahkan Allah dengan anak perempuan mereka."
Abu Hurairah pernah menjadi Walikota Madinah lebih dari satu kali. Dia diangkat menjadi walikota oleh Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan. Kelembutan dan keluwesan pemerintahannya tidak ada yang menandingi.
Dalam pribadi Abu Hurairah terkumpul kekayaan akan ilmu, ketakwaan dan kewara'an. Siang hari dia puasa, malam dia beribadah. Kemudian dibangunkannya istrinya. Istrinya beribadah sepertiga malam, setelah itu membangunkan anak perempuannya. Maka anak gadis itu beribadah juga sepertiga malam terakhir. Karena itu dalam rumah tanggal Abu Hurairah tidak putus-putusnya orang beribadah sepanjang malam.
Sepanjang hidupnya, Abu Hurairah senantiasa bersikap dan berbuat baik terhadap ibunya. Bila dia keluar rumah, dia berdiri lebih dahulu di muka pintu kamar ibunya, untuk mengucapkan salam. Ia juga giat mengajak orang bersikap dan berbuat baik terhadap orang tua mereka, serta menyayangi mereka.
Ketika Abu Hurairah sakit dan akan meninggal dunia, dia menangis. Orang-orang bertanya padanya, "Mengapa anda menangis, wahai Abu Hurairah?"
Ia menjawab, "Aku menangis bukan karena sedih berpisah dengan dunia ini, bukan! Aku menangis karena perjalanan masih jauh, sedangkan perbekalanku hanya sedikit. Aku telah berada di ujung jalan yang akan membawaku ke surga atau neraka. Sedangkan aku tidak tahu di jalan mana aku berada."
Marwan bin Hakam datang berkunjung menengoknya. Kata Marwan, "Semoga Allah segera menyembuhkanmu, wahai Abu Hurairah!"
Mendengar doa Marwan tersebut, Abu Hurairah justru berdoa sebaliknya. "Ya Allah, aku sudah rindu bertemu dengan-Mu. Semoga Engkau juga begitu terhadapku. Segerakanlah bagiku pertemuan itu!"
Tidak lama setelah Marwan tiba di rumahnya, Abu Hurairah meninggal dunia dengan tenang. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepadanya. Ia telah menghapal tidak kurang dari 1.609 hadits Rasulullah SAW untuk kaum Muslimin.
C.
Syiar abu hurairah
Memang benar, bahwa kepintaran manusia
itu mempunyai akibat yang merugikan dirinya sendiri. Dan orang-orang yang
mempunyai bakat-bakat istimewa, banyak yang harus membayar mahal, justru pada
waktu ia patut menerima ganjaran dan penghargaan…
Shahabat mulia Abu Hurairah termasuk
salah seorang dari mereka, Sungguh dia mempunyai bakat luar biasa dalam
kemampuan dan kekuatan ingatan, Abu Hurairah mempunyai kelebihan dalam seni
menangkap apa yang didengarnya, sedang ingatannya mempunyai keistimewaan dalam
segi menghafal dan menyimpan.
Didengarya, ditampungnya lalu terpatri
dalam ingatannya hingga dihafalkannya, hampir tak pemah ia melupakan satu kata
atau satu huruf pun dari apa yang telah didengarnya, sekalipun usia bertambah
dan masa pun telah berganti-ganti.
Bahkan boleh dibilang otaknya menjadi
gudang perbendaharaan dalam masa wahyu, Oleh karena itulah, ia telah mewakafkan
hidupnya untuk lebih banyak mendampingi Rasulullah sehingga termasuk yang
terbanyak menerima dan menghafal Hadits, serta meriwayatkannya.
Sewaktu datang masa pemalsu-pemalsu
hadits yang dengan sengaja membikin hadits-hadits bohong dan palsu, seolah-olah
berasal dari Rasulullah saw. mereka memperalat nama Abu Hurairah dan
menyalahgunakan ketenararnya dalam meriwayatkan Hadits dari Nabi saw., hingga
sering mereka mengeluarkan sebuah "hadits", dengan menggunakan
kata-kata: — "Berkata Abu Hurairah… "
Dengan perbuatan ini hampir-hampir
mereka menyebabkan ketenaran Abu Hurairah dan kedudukannya selaku penyampai
Hadits dari Nabi saw. menjadi lamunan keragu-raguan dan tanda tanya, kalaulah
tidak ada usaha dengan susah payah dan ketekunan yang luar biasa, serta banyak
waktu yang telah di habiskan oleh tokoh-tokoh utama para ulama Hadits yang
telah membaktikan hidup mereka untuk berhidmat kepada Hadits Nabi dan
menyingkirkan setiap tambahan yang dimasukkan ke dalamnya.
Di sana Abu Hurairah berhasil lolos dari
jaringan kepalsuan dan penambahan-penambahan yang sengaja hendak diselundupkan
oleh kaum perusak ke dalam Islam, dengan mengkambing hitamkan Abu Hurairah dan
membebankan dosa dan kejahatan mereka kepadanya……
Setiap anda mendengar muballigh atau
penceramah atau khatib Jumat mengatakan kalimat yang mengesankan dari Abu
Hurairah r.a berkata ia, telah bersabda Rasulullah saw .
" Saya katakan ketika andamendengar
nama ini dalam rangkaian kata tersebut, dan ketika anda banyak menjumpainya,
yah banyak sekali dalam kitab-kitab Hadits, sirah, fiqih serta kitab-kitab
Agama pada umumnya, maka diketahuilah bahwa anda sedang menemui suatu pribadi,
antara sekian banyak pribadi yang paling gemar bergaul dengan Rasulullah dan
mendengarkan sabdanya…..Karena itulah perbendaharaannya yang menakjubkan dalam
hal Hadits dan pengarahan-pengarahan penuh hikmat yang dihafalkannya dari
Nabi·saw. jarang diperoleh bandingannya .
Dan dengan bakat pemberian Tuhan yang
dipunyainya beserta perbendaharaan Hadits tersebut, Abu Hurairah merupakan
salah seorang paling mampu membawa anda ke hari-hari kehidupan Rasulullah saw
beserta para sahabatnya dan membawa anda berkeliling, asal anda beriman teguh
dan berjiwa siaga, mengitari pelosok dan berbagai ufuk yang membuktikan
kehebatan Muhammad saw. beserta shahabat-shahabatnya itu dan memberikan makna
kepada kehidupan ini dan memimpinnya ke arah kesadaran dan pikiran sehat. Dan
bila garis-garis yang anda hadapi ini telah menggerakkan kerinduan anda untuk
mengetahui lebih dalam tentang Abu Hurairah dan mendengarkan beritanya, maka
silakan anda memenuhi keinginan anda tersebut.
Ia adalah salah seorang yang menerima
pantulan revolusi Islam, dengan segala perubahan mengagumkan yang
diciptakannya. Dari orang upahan menjadi induk semang atau majikan…..
Dari seorang yang terlunta-lunta di
tengah-tengah lautan manusia, menjadi imam dan ikutan …. ! Dan dari seorang
yang sujud di hadapan batu-batu yang disusun, menjadi orang yang beriman kepada
Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa …. Inilah dia sekarang bercerita dan
berkata: -
"Aku dibesarkan dalam keadaan
yatim, dan pergi hijrah dalam keadaan miskin …. Aku menerima upah sebagai
pembantu pada Busrah binti Ghazwan demi untuk mengisi perutku · · ! Akulah yang
melayani keluarga itu bila mereka sedang menetap dan menuntun binatang
tunggangannya bila sedang bepergian …. Sekarang inilah aku, Allah telah
menikahkanku dengan putri Busrah, maka segala puji bagi Allah yang telah
menjadikan Agama ini tiang penegak, dan menjadikan Abu Hurairah ikutan
ummat."
Ia datang kepada Nabi saw di tahun yang
ke tujuh Hijrah sewaktu beliau berada di Khaibar ia memeluk Islam karena
dorongan kecintaan dan kerinduan …. Dan semenjak ia bertemu dengan Nabi Saw;
dan berbaiat kepadanya, hampir-hampir ia tidak berpisah lagi daripadanya
kecuali pada saat-saat waktu tidur …. Begitulah berjalan selama masa empat
tahun yang dilaluinya bersama Rasulullah saw. yakni sejak ia masuk islam sampai
wafatnya Nabi, pergi ke sisi Yang Maha Tinggi. Kita katakan: "Waktu yang
empat tahun itu tak ubahnya bagai suatu usia manusia yang panjang lebar, penuh
dengan segala yang baik, dari perkataan, sampai kepada perbuatan dan
pendengaran… !
Dengan fitrahnya yang kuat, Abu Hurairah
mendapat kesempatan yang besar yang memungkinkannya untuk memainkan peranan
penting dalam berbakti kepada Agama Allah.
Pahlawan perang dikalangan shahabat,
banyak….
Ahli fiqih, juru dawah dan para guru juga tidak sedikit ….
Ahli fiqih, juru dawah dan para guru juga tidak sedikit ….
Tetapi lingkungan dan masyarakat
memerlukan tulisan dan penulis. Di masa itu golongan manusia pada umumnya,jadi
bukan hanya terbatas pada bangsa Arab saja, tidak mementingkan tulis menulis.
Dan tulis menulis itu belum Lagi merupakan bukti kemajuan di masyarakat manapun.
Bahkan Eropah sendiri juga demikian
keadaannya sejak kurun waktu yang belum lama ini. Kebanyakan dari raja-rajnya,
tidak terkecuali Charlemagne sebagai tokoh utamanya, adalah orang-orang yang
buta huruf, tak tahu tulis baca, padahal menurut ukuran masa itu, mereka
memiIiki kecerdasan dan kemampuan besar….
Kembali kita pada pembicaraan bermula
untuk melihat Abu Hurairah, baganana ia dengan fitrahnya dapat menyelami
kebutuhan masyarakat baru yang dibangun oleh Islam, yaitu kebutuhan akan
orang-orang yang dapat melihat dan memelihara peninggalan dan ajaran-ajarannya.
Pada waktu itu memang para shahabat yang mampu menulis, tetapi jumlah mereka
sedikit sekali, apalagi sebagiannya tak mempunyai kesempatan untuk mencatat
Hadits-hadits yang diucapkan oleh Rasul.
Sebenamya Abu Hurairah bukanlah seorang
penulis, ia hanya seorang ahli hafal yang mahir, di samping memiliki kesempatan
atau mampu mengadakan kesempatan yang diperlukan itu, karena ia tak punya tanah
yang akan digarap, dan tidak punya perniagaan yang akan diurus….
Ia pun menyadari bahwa dirinya termasuk
orang yang masuk Islam belakangan, maka ia bertekad untuk mengejar
ketinggalannya, dengan cara mengikuti Rasul terus menerus dan secara tetap
menyertai majlisnya .. Kemudian disadarinya pula adanya bakat pemberian Allah
ini pada dirinya, berupa daya ingatannya yang luas dan kuat, serta semakin
bertambah kuat, tajam dan luas lagi dengan doa Rasul ""·, agar
pemilik bakat ini diberi Allah berkat.
Ia menyiapkan dirinya dan menggunakan
bakat dan kemampuan karunia Ilahi untuk memikul tanggung jawab dan memelihara
peninggalan yang sangat penting ini dan mewariskannya kepada generasi kemudian
….
Abu Hurairah bukan tegolong dalam
barisan penulis, tetapi sebagaimana telah kita utarakan, ia adalahseorang yang
terampil menghafal lagi kuat ingatan …. Karena ia tak punya tanah yang akan
ditanami atau perniagaan yang akan menyibukkannya, ia tidak berpisah hengan
Rasul, baik dalam perjalanan maupun di kala menetap.
Begitulah ia mempermahir dirinya dan
ketajaman daya ingatnya untuk menghafal Hadits-hadits Rasulullah saw dan
pengarahannya. Sewaktu Rasul telah pulang ke RafikulAla (wafat), Abu Hurairah
terus-menerus menyampaikan Hadits hadits, yang menyebabkan sebagian shahabatnya
merasa heran sambil bertanya-tanya di dalam hati, dari mana datangnya
hadits-hadits ini, kapan didengarya dan diendapkannya dalam ingatannya.
Abu Hurairah telah memberikan penjelasan
untuk menghilangkan kecurigaan ini, dan menghapus keragu-raguan yang menulari
putra shahabatnya, maka katanya: "Tuan-tuan telah mengatakan bahwa Abu
Hurairah banyak sekali mengeluarkan Hadits dari Nabi saw. Dan tuan-tuan katakan
pula orang-orang Muhajirin yang lebih dahulu daripadanya masuk Islam, tak ada
menceritakan hadits-hadits itu?
Ketahuilah, bahwa shahabat-sahahabatku
orang-orang Muhajirin itu, sibuk dengan perdagangan mereka di pasar-pasar,
sedang shahabat-shahabatku orang-orang Anshar sibuk degan tanah pertanian
mereka, Sedang aku adalah seorang miskin, yang paling banyak menyertai majlis
Rasulullah, maka aku hadir sewaktu yang lain absen …dan aku selalu ingat
seandainya mereka lupa karena kesibukan…
Dan Nabi saw. pernah berbicara kepada
kami di suatu hari, kata beliau:
"Siapa yang membentangkan sorbannya
hingga selesai pembicraanku, kemudian ia meraihnya ke dirinya, maka ia takkan
terlupa akan suatu pun dari apa yang telah didengarya dari padaku,.. !"
Maka kuhamparkan kainku, lalu beliau
berbicara kepadaku, kemudian kuraih kain itu ke diriku, dan demi Allah, tak ada
suatu pun yang terlupa bagiku dari apa yang telah kudengar daripadanya … ! Demi
Allah kalau tidaklah karena adanya ayat di dalam Kitabullah niscaya tidak akan
kukabarkan kepada kalian sedikit jua pun! Ayat itu ialah:
"Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa-apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan
dan petunjuk, sesudah Kami nyatakan kepada manusia di dalam Kitab mereka itulah
yang dikutuk oleh Allah dan dikutuk oleh para pengutuk (Malaikat-malaikat) …..
!"
Demikianlah Abu Hurairah menjelaskan
rahasia kenapa hanya ia seorang diri yang banyak mengeluarkan riwayat dari
Rasulullah saw.
Yang pertama: karena ia melowongkan waktu
untuk menyertai Nabi lebih banyak dari para shahabat lainnya.
Kedua, karena ia memiliki daya ingatan yang kuat, yang telah diberi berkat oleh Rasul, hingga ia jadi semakin kuat….
Kedua, karena ia memiliki daya ingatan yang kuat, yang telah diberi berkat oleh Rasul, hingga ia jadi semakin kuat….
Ketiga, ia menceritakannya bukan karena
ia gemar bercerita, tetapi karena keyakinan bahwa menyebarluaskan hadits-hadits
ini, merupakan tanggung jawabnya terhadap Agama dan hidupnya. Kalau tidak
dilakukannya berarti ia menyembunyikan kebaikan dan haq, dan termasuk orang
yang lalai yang sudah tentu akan menerima hukuman kelalaiannya … !
Oleh sebab itulah ia harus saja
memberitakan, tak suatupun yang menghalanginya dan tak seorang pun boleh
melarangnya … hingga pada suatu hari Amirul Muminin Umar berkata kepadanya:
"Hendaklah kamu hentikan menyampaikan berita dari Rasulullah! Bila tidak,
maka akan kukembalikan kau ke tanah Daus… !" (yaitu tanah kaum dan
keluarganya).
Tetapi larangan ini tidaklah mengandung
suatu tuduhan bagi Abu Hurairah, hanyalah sebagai pengukuhan dari.suatu
pandangan yang dianut oleh Umar, yaitu agar orang-orang Islam dalam jangka
waktu tersebut, tidak membaca dan menghafalkan yang lain, kecuali al-quran
sampai ia melekat dan mantap dalam hati sanubari dan pikiran….
Al-quran adalah kitab suci Islam,
Undang-undang Dasar dan kamus lengkapnya dan terlalu banyaknya cerita tentang
Rasulullah saw. teristimewa lagi pada tahun-tahun menyusul wafatnya Nabi saw.,
saat sedang dihimpunnya Al-Quran, dapat menyebabkan kesimpangsiuran dan
campur-baur yang tidak berguna dan tak perlu terjadi … !
Oleh karena ini, Umar berpesan: "Sibukkanlah
dirimu dengan Al-Quran karena dia adalah kalam Allah…"·. Dan katanya lagi
: "Kurangilah olehmu meriwayatkan perihal Rasulullah kecuali yang mengenai
amal perbuatannya!"
Dan sewaktu beliau mngutus Abu Musa
al-Asyari ke Irak ia berpesan,kepadanya: — Sesungguhnya anda akan mendatangi
suatu kaum yang dalam mesjid mereka terdengar bacaan al-quran seperti suara
lebah. maka biarkanlah seperti itu dan jangan anda binbangkan merek adengan
hadits-hadits, dan aku menjadi pendukung anda dalam hal ini….!"
Al-quran sudah dihimpun dengan jalan
yang sangat cermat, hingga terjamin keasliannya tanpa dirembesi oleh hal-hal
lainnya….. Adapun hadits, maka umar tidak dapat menjamin bebasnya dari
pemalsuan atau perubahan atau diambilnya sebagai alat untuk mengada-ada terhadap
Rasulullah SAW dan merugikan Agama Islam…..
Abu Hurairah menghargai pandangan Umar,
tetapi ia juga percaya terhadap dirinya dan teguh memenuhi amanat, hingga ia
tak hendak menyembunyikan suatu pun dari Hadits dan ilmu selama diyakininya
bahwa menyembunyikannya adalah dosa dan kejahatan.
Demikianlah, setiap ada kesempatan untuk
menumpahkan isi dadanya berupa Hadits yang pemah didengar dan ditangkapnya
tetap saja disampaikan dan dikatakannya….
Hanya terdapat pula suatu hal yang
merisaukan, yang menimbulkan kesulitan bagi Abu Hurairah ini, karena seringnya
ia bercerita dan banyaknya Haditsnya yaitu adanya tukang hadits yang lain yang
menyebarkan Hadits-hadits dari Rasul saw. dengan menambah-nambah dan
melebih-lebihkan hingga para shahabat tidak merasa puas terhadap sebagian besar
dari Hadits-haditsnya. Orang itu namanya Kaab al-ahbaar, seorang Yahudi yang
masuk Islam.
Pada suatu hari Marwan bin Hakam
bermaksud menguji kemampuan menghafal dari Abu hurairah. Maka dipanggilnya ia
dan dibawanya duduk bersamanya, lalu dimintanya untuk mengabarkan hadits-hadits
dari Rasusullah saw. Sementara itu disuruhnya penulisnya menuliskan apa yang
diceritakan Abu Hurairah dari balik dinding. Sesudah berlalu satu tahun,
dipanggilnya Abu Hurairah kembali dan dimintanya membacakan lagi Hadits-hadits
yang dulu itu yang telah ditulis sekretarisnya. Ternyata tak ada yang terlupa
oleh Abu Hurairah walau agak sepatah kata pun ……..!
Ia berkata tentang dirinya: — "Tak
ada seorang pun dari sahabat-sahabat Rasul yang lebih banyak menghafal Hadits
dari padaku, kecuali Abdullah bin Amr bin Ash, karena ia pandai menuliskannya
sedang aku tidak ..; ". Dan Imam Syafii mengemukakan pula pendapatnya
tentang Abu Hurairah: — "la seorang yang paling banyak hafal di antara
seluruh perawi Hadits sesamanya". Sementara Imam Bukhari menyatakan pula:
–"Ada delapan ratus orang atau lebih dari shahabat tabiin dan ahli ilmu
yang meriwayatkan Hadits dari Abu Hurairah".
Demikianlah Abu hurairah tak ubah bagai
suatu perpustakaan besar yang telah ditaqdirkan kelestarian dan keabadiannya ….
Abu Wuiairah termasuk orang ahli ibadat
yang mendekatkan diri kepada Allah, selalu melakukan ibadat bersama isterinya
dan anak-anaknya semalam-malaman secara bergiliran; mula-mula ia berjaga sambil
shalat sepertiga malam kemudian dilanjutkan oleh isterinya sepertiga malam dan
sepertiganya lagi dimanfaatkan oleh puterinya… " Dengan demikian, tak ada
satu saat pun yang berlalu setiap malam di rumah Abu Hurairah, melainkan
berlangsung di sana ibadat, dzikir dan shalat!
Karena keinginannya memusatkan perhatian
untuk menyertai Rasul saw. ia pernah menderita kepedihan lapar yang jarang
diderita orang lain. Dan pernah ia menceritakan kepada kita bagaimana rasa
lapar telah menggigit-gigit perutnya, maka diikatkannya batu dengan surbannya
ke perutnya dan ditekannnya ulu hatinya dengan kedua tangannya, lalu
terjatuhlah ia di mesjid rambil menggeliat-geliat kesakitan hingga sebagian
sahabat menyangkanya ayan, padahal sama sekali bukan .. .!
Semenjak ia menganut Islam tak ada yang
memberatkan dan menekan perasaan Abu Huraiiah dari berbagai persoalan hidupnya
ini, kecuali satu masalah yang hampir menyebabkannya tak dapat memejamkan mata.
Masalah itu ialah mengenai ibunya, karena waktu itu ia menolak untuk masuk
Islam .
Bukan hanya sampai di sana saja, bahkan
ia menyakitkan perasaannya dengan menjelek-jelekkan Rasulullah di depannya.
Pada suatu hari ibunya itu kembali
mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan bagi Abu Hurairah tentang Rasulullah
saw., hingga ia tak dapat menahan tangisnya dikarenakan sedihnya, lalu ia pergi
ke mesjid Rasul….Marilah kita dengarkan ia menceritakan lanjutan berita
kejadian itu sebagai berikut:
Sambil menangis aku datang kepada
Rasulullah, lalu kataku: –"Ya Rasulallah, aku telah meminta ibuku masuk
islam, Ajaranku itu ditolaknya, dan hari ini aku pun baru saja, memintanya
masuk Islam. Sebagai jawaban ia malah mengeluarkan kata-kata yang tak kusukai
terhadap diri Anda. Karenanya mohon anda duakan kepada Allah kiranya ibuku itu
ditunjuki-Nya kepada Islam."
Maka Rasulullah saw. berdua: "Ya
Alloh tunjukkilah ibu Abu Hurairah!"
Aku pun berlari mendapatkan ibuku untuk
menyampaikan kabar gembira tentang dua Rasulullah itu. Sewaktu sampai di muka
pintu, kudapati pintu itu terkunci. Dari luar kedengaran hunyi gemercik air,
dan suara ibu memanggilku: "Hai Abu Hurairah, tunggulah ditempatmu itu…
!"
Di waktu ibu keluar ia memakai baju
kurungnya, dan membalutkan selendangnya sambil mengucapkan: "Asyhadu alla
ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluh
Aku pun segera berlari menemui
Rasulullah raw. sambil menangis karena gembira, sebagaimana dahulu aku menangis
karena berduka, dan kataku padanya: "Kusampaikan kabar suka ya Rasulallah,
bahwa Allah telah mengabullkan dua anda .
Allah telah menunjuki ibuku ke dalam
islam … ". Kemudian kataku pula: "Ya Rasulallah, mohon anda duakan
kepada Allah, agar aku dan ibuku dikasihi oleh orang-orang Mumin, baik
laki-laki maupun perempuan!" Maka Rasul berdua: "Ya Allah, mohon
engkau jadikan hambu-Mu ini beserta ibunya dikasihi oleh sekalian orang-orang
Mumin, laki-laki dan perempuan …!"
Abu Hurairah hidup sebagai seorang ahli
ibadah dan seorang mujahid, tak pernah ia ketinggalan dalam perang, dan tidak
pula dari ibadat. Di zaman Umar bin Khatthab ia diangkat sebagai amir untuk
daerah Bahrain, sedang Umar sebagaimana kita ketahui adalah seorang yang sangat
keras dan teliti terhadap pejabat-pejabat yang diangkatnya. Apabila ia
mengangkat seseorang sedang ia mempunyai dua pasang pakaian maka sewaktu
meninggalkan jabatannya nanti haruslah orang itu hanya mempunyai dua pasang
pakaian juga…… malah lebih utama kalau ia hanya memiliki satu pasang saja!
Apabila waktu meninggalkan jabatan itu terdapat tanda-tanda kekayaan, maka ia
takkan luput dari interogasi Umar, sekalipun kekayaan itu berasal dari jalan
halal yang dibolehkan syara! Suatu dunia lain …. Yang diisi oleh Umar dengan
hal-hal luar biasa dan mengagumkan.
Rupanya sewaktu Abu Hurairah memangku
jabatan sebagai kepala daerah Bahrain ia telah menyimpan harta yang berasal
dari sumber yang halal. Hal ini diketahui oleh Umar, maka iapun dipanggilnya
datang ke Madinah.
Dan mari kita dengarkan Abu Hurairah,
memaparkan soal jawab ketus yang berlangsung antaranya dengan Amirul Muminin
Umar:
Kata Umar: "Hai musuh Allah dan
musuh kitab-Nya, apa engkau telah mencuri harta Allah?
Abu Hurairah;. "Aku bukan musuh Allah dan tidak pula musuh kitab-Nya.hanya aku menjadi musuh orang yang memusuhi keduanya dan aku bukanlah orang yang mencuri harta Allah . . !
Umar: " Lau Dari mana,kau peroleh sepuluh ribu itu?
Abu Hurairah: Kuda kepunyaanku beranak-pinak dan pemberian orang berdatangan .
Umar: Kembalikan harta itu ke perbendaharaan negara (baitul maal)… !
Abu Hurairah;. "Aku bukan musuh Allah dan tidak pula musuh kitab-Nya.hanya aku menjadi musuh orang yang memusuhi keduanya dan aku bukanlah orang yang mencuri harta Allah . . !
Umar: " Lau Dari mana,kau peroleh sepuluh ribu itu?
Abu Hurairah: Kuda kepunyaanku beranak-pinak dan pemberian orang berdatangan .
Umar: Kembalikan harta itu ke perbendaharaan negara (baitul maal)… !
Abu Hurairah menyerahkan hartanya itu
kepada Umar, kemudian ia mengangkat tangannya ke arah langit sambil berdua:
"Ya Allah, ampunilah Amirul Muminin
Tak selang beberapa lamanya. Umar
memanggil Abu Hurairah kembali dan menawarkan jabatan kepadanya di wilayah
baru. Tapi ditolaknya dan dimintanya maaf karena tak dapat menerimanya. Kata
Umar kepadanya: — "Kenapa, apa sebabnya?" Jawab Abu Hurairah:
"Agar kehormatanku tidak sampai tercela, hartaku tidak dirampas,
punggungku tidak dipukul… !"
Kemudian katanya lagi: "Dan aku
takut menghukum tanpa ilmu dan bicara tanpa belas kasih … !"
Pada suatu hari sangatlah rindu Abu
Hurairah hendak bertemu dengan Allah …. Selagi orang-orang yang mengunjunginya
menduakannya cepat sembuh dari sakitnya, ia sendiri berulang-ulang memohan
kepada Allah dengan berkata: "Ya Allah, sesungguhnya aku telah sangat
rindu hendak bertemu dengan-Mu,
Semoga Engkau pun demikian … !"
Dalam usia 78 tahun, tahun yang ke-59 Hijriyah ia pun berpulang ke rahmatullah.
Di sekeliling orang-orang shaleh
penghuni pandam pekuburan Baqi, di tempat yang beroleh berkah, di sanalah
jasadnya dibaringkan … ! Dan sementara orang-orang yang mengiringkan jenazahnya
kembali dari pekuburan, mulut dan lidah mereka tiada henti-hentinya membaca
Hadits yang disampaikan Abu Hurairah kepada mereka dari Rasul yang mulia……..
Salah seorang di antara mereka yang baru
masuk islam bertanya kepada temannya: "Kenapa syekh kita yang telah
berpulang ini diberi gelar Abu Hurairah (bapak kucing)? Tentutemannya yang
telah mengetahui akan menjawabnya: ·Di waktu jahiliyah namanya dulu Abdu
Syamsi, dan tatkala ia memeluk Islam, ia diberi nama oleh Rasul dengan
Abdurrahman. Ia sangat penyayang kepada binatang dan mempunyai seekor kucing,
yang
selalu diberinya
makan, digendongnya, dibersihkannya dan diberinya tempat. Kucing itu selalu
menyertainya seolah-olah bayang bayangnya. Inilah sebabnya ia diheri gelar
"Bapak Kucing",
D. Penghafal Hadits Terbesar Sepanjang Masa
Kadangkala kepintaran manusia itu mempunyai akibat yang
merugikan dirinya sendiri. Dan orang-orang yang mempunyai bakat-bakat istimewa,
banyak yang harus membayar mahal, justru pada waktu ia patut menerima ganjaran
dan penghargaan.
Shahabat mulia Abu Hurairah ra.termasuk salah seorang dari
mereka. Sungguh dia mempunyai bakat luar biasa dalam kemampuan dan kekuatan
ingatan. Abu Hurairah ra.r.a. mempunyai kelebihan dalam seni menangkap apa yang
didengarnya, sedang ingatannya mempunyai keistimewaan dalam segi menghafal dan
menyimpan. Didengarya, ditampungnya lalu terpatri dalam ingatannya hingga
dihafalkannya, hampir tak pemah ia melupakan satu kata atau satu huruf pun dari
apa yang telah didengarnya, sekalipun usia bertambah dan masa pun telah
berganti-ganti. Oleh karena itulah, ia telah mewakafkan hidupnya untuk lebih
banyak mendampingi Rasulullah sehingga termasuk yang terbanyak menerima dan
menghafal Hadits, serta meriwayatkannya.
Sewaktu datang masa pemalsu-pemalsu hadits yang dengan
sengaja membikin hadits-hadits bohong dan palsu, seolah-olah berasal dari
Rasulullah saw mereka memperalat nama Abu Hurairah ra.dan menyalahgunakan
ketenarannya dalam meriwayatkan Hadits dari Nabi saw , hingga sering mereka
mengeluarkan sebuah "hadits", dengan menggunakan kata-kata: --
"Berkata Abu Hurairah... "
Dengan perbuatan ini hampir-hampir mereka menyebabkan
ketenaran Abu Hurairah ra.dan kedudukannya selaku penyampai Hadits dari Nabi
saw menjadi lamunan keragu-raguan dan tanda tanya, kalaulah tidak ada usaha
dengan susah payah dan ketekunan yang luar biasa, serta banyak waktu yang telah
di habiskan oleh tokoh-tokoh utama para ulama Hadits yang telah membaktikan hidup
mereka untuk berhidmat kepada Hadits Nabi dan menyingkirkan setiap tambahan
yang dimasukkan ke dalamnya.
Di sana Abu Hurairah ra.berhasil lolos dari jaringan
kepalsuan dan penambahan-penambahan yang sengaja hendak diselundupkan oleh kaum
perusak ke dalam Islam, dengan mengkambing hitamkan Abu Hurairah ra.dan
membebankan dosa dan kejahatan mereka kepadanya.
Setiap anda mendengar muballigh atau penceramah atau khatib
Jum'at mengatakan kalimat yang mengesankan dari Abu Hurairah ra.r.a berkata ia,
telah bersabda Rasulullah saw.." Saya katakan ketika anda mendengar nama
ini dalam rangkaian kata tersebut, dan ketika anda banyak menjumpainya, yah
banyak sekali dalam kitab-kitab Hadits, sirah, fiqih serta kitab-kitab Agama
pada umumnya, maka diketahuilah bahwa anda sedang menemui suatu pribadi, antara
sekian banyak pribadi yang paling gemar bergaul dengan Rasulullah dan
mendengarkan sabdanya. Karena itulah perbendaharaannya yang menakjubkan dalam
hal Hadits dan pengarahan-pengarahan penuh hikmat yang dihafalkannya dari Nabi
saw jarang diperoleh bandingannya. Dan dengan bakat pemberian Tuhan yang
dipunyainya beserta perbendaharaan Hadits tersebut, Abu Hurairah ra.merupakan
salah seorang paling mampu membawa anda ke hari-hari kehidupan Rasulullah saw
beserta para sahabatnya dan membawa anda berkeliling, asal anda beriman teguh
dan berjiwa siaga, mengitari pelosok dan berbagai ufuk yang membuktikan
kehebatan Muhammad saw beserta shahabat-shahabatnya itu dan memberikan makna
kepada kehidupan ini dan memimpinnya ke arah kesadaran dan pikiran sehat. Dan
bila garis-garis yang anda hadapi ini telah menggerakkan kerinduan anda untuk
mengetahui lebih dalam tentang Abu Hurairah ra.dan mendengarkan beritanya, maka
silakan anda memenuhi keinginan anda tersebut.
Ia adalah salah seorang yang menerima pantulan revolusi
Islam, dengan segala perubahan mengagumkan yang diciptakannya. Dari orang
upahan menjadi induk semang atau majikan.
Dari seorang yang terlunta-lunta di tengah-tengah lautan
manusia, menjadi imam dan ikutan! Dan dari seorang yang sujud di hadapan
batu-batu yang disusun, menjadi orang yang beriman kepada Allah yang Maha Esa
lagi Maha Perkasa. Inilah dia sekarang bercerita dan berkata: "Aku
dibesarkan dalam keadaan yatim, dan pergi hijrah dalam keadaan miskin. Aku menerima
upah sebagai pembantu pada Busrah binti Ghazwan demi untuk mengisi perutku!
Akulah yang melayani keluarga itu bila mereka sedang menetap dan menuntun
binatang tunggangannya bila sedang bepergian. Sekarang inilah aku, Allah telah
menikahkanku dengan putri Busrah, maka segala puji bagi Allah yang telah
menjadikan Agama ini tiang penegak, dan menjadikan Abu Hurairah ra.ikutan
ummat.!"
Islamnya Abu Hurairah
Dibanding Nabi, umurnya lebih muda sekitar 30 tahun. Dia
lahir di Daus, sebuah desa miskin di padang pasir Yaman. Hidup di tengah
kabilah Azad, ia sudah yatim sejak kecil, yang membantu ibunya menjadi
penggembala kambing.
Ia datang kepada Nabi saw di tahun yang ke tujuh Hijrah
sewaktu beliau berada di Khaibar ia memeluk Islam karena dorongan kecintaan dan
kerinduan. Dan semenjak ia bertemu dengan Nabi Saw; dan berbai'at kepadanya,
hampir-hampir ia tidak berpisah lagi daripadanya kecuali pada saat-saat waktu
tidur . Begitulah berjalan selama masa empat tahun yang dilaluinya bersama
Rasulullah saw yakni sejak ia masuk islam sampai wafatnya Nabi, pergi ke sisi
Yang Maha Tinggi. Kita katakan: "Waktu yang empat tahun itu tak ubahnya
bagai suatu usia manusia yang panjang lebar, penuh dengan segala yang baik,
dari perkataan, sampai kepada perbuatan dan pendengaran!'
Dengan fitrahnya yang kuat, Abu Hurairah ra.mendapat
kesempatan yang besar yang memungkinkannya untuk memainkan peranan penting
dalam berbakti kepada Agama Allah.
Pahlawan perang dikalangan shahabat, banyak. Ahli fiqih,
juru da'wah dan para guru juga tidak sedikit. Tetapi lingkungan dan masyarakat
memerlukan tulisan dan penulis. Di masa itu golongan manusia pada umumnya,jadi
bukan hanya terbatas pada bangsa Arab saja, tidak mementingkan tulis menulis.
Dan tulis menulis itu belum Lagi merupakan bukti kemajuan di masyarakat
manapun.
Bahkan Eropah sendiri juga demikian keadaannya sejak kurun
waktu yang belum lama ini. Kebanyakan dari raja-rajnya, tidak terkecuali
Charlemagne sebagai tokoh utamanya, adalah orang-orang yang buta huruf, tak
tahu tulis baca, padahal menurut ukuran masa itu, mereka memiIiki kecerdasan
dan kemampuan besar.
Kembali kita pada pembicaraan bermula untuk melihat Abu
Hurairah, bagaimana ia dengan fitrahnya dapat menyelami kebutuhan masyarakat
baru yang dibangun oleh Islam, yaitu kebutuhan akan orang-orang yang dapat
melihat dan memelihara peninggalan dan ajaran-ajarannya. Pada waktu itu memang
para shahabat yang mampu menulis, tetapi jumlah mereka sedikit sekali, apalagi
sebagiannya tak mempunyai kesempatan untuk mencatat Hadits-hadits yang
diucapkan oleh Rasul.
Sebenarnya Abu Hurairah ra.bukanlah seorang penulis, ia
hanya seorang ahli hafal yang mahir, di samping memiliki kesempata atau mampu
mengadakan kesempatan yang diperlukan itu, karena ia tak punya tanah yang akan
digarap, dan tidak punya perniagaan yang akan diurus.
Ia pun menyadari bahwa dirinya termasuk orang yang masuk
Islam belakangan, maka ia bertekad untuk mengejar ketinggalannya, dengan cara
mengikuti Rasul terus menerus dan secara tetap menyertai majlisnya. Kemudian
disadarinya pula adanya bakat pemberian Allah ini pada dirinya, berupa daya
ingatannya yang luas dan kuat, serta semakin bertambah kuat, tajam dan luas
lagi dengan do'a Rasul "", agar pemilik bakat ini diberi Allah
berkat.
Ia menyiapkan dirinya dan menggunakan bakat dan kemampuan
karunia Ilahi untuk memikul tanggung jawab dan memelihara peninggalan yang
sangat penting ini dan mewariskannya kepada generasi kemudian.
Abu Hurairah ra.bukan tegolong dalam barisan penulis, tetapi
sebagaimana telah kita utarakan, ia adalahseorang yang terampil menghafal lagi
kuat ingatan. Karena ia tak punya tanah yang akan ditanami atau perniagaan yang
akan menyibukkannya, ia tidak berpisah hengan Rasul, baik dalam perjalanan
maupun di kala menetap.
Begitulah ia mempermahir dirinya dan ketajaman daya ingatnya
untuk menghafal Hadits-hadits Rasulullah saw dan pengarahannya. Sewaktu Rasul
telah pulang ke Rafikul'Ala (wafat), Abu Hurairah ra.terus-menerus menyampaikan
hadits-hadits, yang menyebabkan sebagian shahabatnya merasa heran sambil bertanya-tanya
di dalam hati, dari mana datangnya hadits-hadits ini, kapan didengarya dan
diendapkannya dalam ingatannya.
Abu Hurairah ra.telah memberikan penjelasan untuk
menghilangkan kecurigaan ini, dan menghapus keragu-raguan yang menulari putra
shahabatnya, maka katanya: "Tuan-tuan telah mengatakan bahwa Abu Hurairah
ra.banyak sekali mengeluarkan hadits dari Nabi saw. Dan tuan-tuan katakan pula
orang-orang Muhajirin yang lebih dahulu daripadanya masuk Islam, tak ada
menceritakan hadits-hadits itu? Ketahuilah, bahwa shahabat-sahahabatku
orang-orang Muhajirin itu, sibuk dengan perdagangan mereka di pasar-pasar,
sedang shahabat-shahabatku orang-orang Anshar sibuk degan tanah pertanian
mereka. Sedang aku adalah seorang miskin, yang paling banyak menyertai majlis
Rasulullah, maka aku hadir sewaktu yang lain absen. Dan aku selalu ingat
seandainya mereka lupa karena kesibukan.
Dan Nabi saw pernah berbicara kepada kami di suatu hari,
kata beliau: "Siapa yang membentangkan sorbannya hingga selesai
pembicraanku, kemudian ia meraihnya ke dirinya, maka ia takkan terlupa akan
suatu pun dari apa yang telah didengarya dari padaku!"
Maka kuhamparkan kainku, lalu beliau berbicara kepadaku,
kemudian kuraih kain itu ke diriku, dan demi Allah, tak ada suatu pun yang
terlupa bagiku dari apa yang telah kudengar daripadanya! Demi Allah kalau
tidaklah karena adanya ayat di dalam Kitabullah niscaya tidak akan kukabarkan
kepada kalian sedikit jua pun! Ayat itu ialah:
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa
yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, sesudah
Kami nyatakan kepada manusia di dalam Kitab mereka itulah yang dikutuk oleh
Allah dan dikutuk oleh para pengutuk (Malaikat-malaikat) !"
Demikianlah Abu Hurairah ra.menjelaskan rahasia kenapa hanya
ia seorang diri yang banyak mengeluarkan riwayat dari Rasulullah saw. Yang
pertama: karena ia melowongkan waktu untuk menyertai Nabi lebih banyak dari
para shahabat lainnya.
Kedua, karena ia memiliki daya ingatan yang kuat, yang telah
diberi berkat oleh Rasul, hingga ia jadi semakin kuat. Ketiga, ia
menceritakannya bukan karena ia gemar bercerita, tetapi karena keyakinan bahwa
menyebarluaskan hadits-hadits ini, merupakan tanggung jawabnya terhadap Agama
dan hidupnya. Kalau tidak dilakukannya berarti ia menyembunyikan kebaikan dan
haq, dan termasuk orang yang lalai yang sudah tentu akan menerima hukuman
kelalaiannya!
Oleh sebab itulah ia harus saja memberitakan, tak suatupun
yang menghalanginya dan tak seorang pun boleh melarangnya, hingga pada suatu
hari Amirul Mu'minin Umar berkata kepadanya: "Hendaklah kamu hentikan
menyampaikan berita dari Rasulullah! Bila tidak, maka akan kukembalikan kau ke
tanah Daus. !" (yaitu tanah kaum dan keluarganya).
Tetapi larangan ini tidaklah mengandung suatu tuduhan bagi Abu
Hurairah, hanyalah sebagai pengukuhan dari suatu pandangan yang dianut oleh
Umar, yaitu agar orang-orang Islam dalam jangka waktu tersebut, tidak membaca
dan menghafalkan yang lain, kecuali Al-Quran sampai ia melekat dan mantap dalam
hati sanubari dan pikiran.
Al-Quran adalah kitab suci Islam, Undang-undang Dasar dan
kamus lengkapnya dan terlalu banyaknya cerita tentang Rasulullah saw
teristimewa lagi pada tahun-tahun menyusul wafatnya Nabi saw, saat sedang
dihimpunnya Al-Quran, dapat menyebabkan kesimpangsiuran dan campur-baur yang
tidak berguna dan tak perlu terjadi!
Oleh karena ini, Umar berpesan: "Sibukkanlah dirimu
dengan Al-Quran karena dia adalah kalam Allah." Dan katanya lagi:
"Kurangilah olehmu meriwayatkan perihal Rasulullah kecuali yang mengenai
amal perbuatannya!"
Dan sewaktu beliau mngutus Abu Musa al-Asy'ari ke Irak ia
berpesan kepadanya: "Sesungguhnya anda akan mendatangi suatu kaum yang
dalam mesjid mereka terdengar bacaan Al-Quran seperti suara lebah. maka
biarkanlah seperti itu dan jangan anda bimbangkan mereka dengan hadits-hadits,
dan aku menjadi pendukung anda dalam hal ini!"
Al-Qur'an sudah dihimpun dengan jalan yang sangat cermat,
hingga terjamin keasliannya tanpa dirembesi oleh hal-hal lainnya. Adapun
hadits, maka Umar tidak dapat menjamin bebasnya dari pemalsuan atau perubahan
atau diambilnya sebagai alat untuk mengada-ada terhadap Rasulullah SAW dan
merugikan Agama Islam.
Abu Hurairah ra.menghargai pandangan Umar, tetapi ia juga
percaya terhadap dirinya dan teguh memenuhi amanat, hingga ia tak hendak
menyembunyikan suatu pun dari Hadits dan ilmu selama diyakininya bahwa
menyembunyikannya adalah dosa dan kejahatan.
Demikianlah, setiap ada kesempatan untuk menumpahkan isi
dadanya berupa Hadits yang pernah didengar dan ditangkapnya tetap saja
disampaikan dan dikatakannya.
Hanya terdapat pula suatu hal yang merisaukan, yang
menimbulkan kesulitan bagi Abu Hurairah ra.ini, karena seringnya ia bercerita
dan banyaknya Haditsnya yaitu adanya tukang hadits yang lain yang menyebarkan
Hadits-hadits dari Rasul saw dengan menambah-nambah dan melebih-lebihkan hingga
para shahabat tidak merasa puas terhadap sebagian besar dari Hadits-haditsnya.
Orang itu namanya Ka'ab al-Ahbaar, seorang Yahudi yang masuk Islam.
Pada suatu hari Marwan bin Hakam bermaksud menguji kemampuan
menghafal dari Abu Hurairah. Maka dipanggilnya ia dan dibawanya duduk
bersamanya, lalu dimintanya untuk mengabarkan hadits-hadits dari Rasulullah
saw. Sementara itu disuruhnya penulisnya menuliskan apa yang diceritakan Abu
Hurairah ra.dari balik dinding. Sesudah berlalu satu tahun, dipanggilnya Abu
Hurairah ra.kembali dan dimintanya membacakan lagi Hadits-hadits yang dulu itu
yang telah ditulis sekretarisnya. Ternyata tak ada yang terlupa oleh Abu
Hurairah ra.walau sepatah kata pun!
Ia berkata tentang dirinya, -- "Tak ada seorang pun
dari sahabat-sahabat Rasul yang lebih banyak menghafal Hadits dari padaku,
kecuali Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, karena ia pandai menuliskannya sedang aku
tidak." Dan Imam Syafi'i mengemukakan pula pendapatnya tentang Abu
Hurairah: -- "la seorang yang paling banyak hafal di antara seluruh perawi
Hadits sesamanya." Sementara Imam Bukhari menyatakan pula: --"Ada
delapan ratus orang atau lebih dari shahabat tabi'in dan ahli ilmu yang
meriwayatkan Hadits dari Abu Hurairah."
Demikianlah Abu Hurairah ra.tak ubah bagai suatu
perpustakaan besar yang telah ditaqdirkan kelestarian dan keabadiannya.
Abu Hurairah ra.termasuk orang ahli ibadat yang mendekatkan
diri kepada Allah, selalu melakukan ibadat bersama isterinya dan anak-anaknya
semalam-malaman secara bergiliran; mula-mula ia berjaga sambil shalat sepertiga
malam kemudian dilanjutkan oleh isterinya sepertiga malam dan sepertiganya lagi
dimanfaatkan oleh puterinya. Dengan demikian, tak ada satu saat pun yang
berlalu setiap malam di rumah Abu Hurairah, melainkan berlangsung di sana
ibadat, dzikir dan shalat!
Ibunda Abu Hurairah ra.Masuk Islam
Semenjak ia menganut Islam tak ada yang memberatkan dan
menekan perasaan Abu Hurairah ra.dari berbagai persoalan hidupnya ini, kecuali
satu masalah yang hampir menyebabkannya tak dapat memejamkan mata. Masalah itu
ialah mengenai ibunya, karena waktu itu ia menolak untuk masuk Islam. Bukan
hanya sampai di sana saja, bahkan ia menyakitkan perasaannya dengan
menjelek-jelekkan Rasulullah di depannya.
Pada suatu hari ibunya itu kembali mengeluarkan kata-kata
yang menyakitkan bagi Abu Hurairah ra.tentang Rasulullah saw, hingga ia tak
dapat menahan tangisnya dikarenakan sedihnya, lalu ia pergi ke mesjid Rasul.
Marilah kita dengarkan ia menceritakan lanjutan berita kejadian itu sebagai
berikut:
Sambil menangis aku datang kepada Rasulullah, lalu kataku:
--''Ya Rasulallah, aku telah meminta ibuku masuk Islam, Ajaranku itu
ditolaknya, dan hari ini aku pun baru saja, memintanya masuk Islam. Sebagai
jawaban ia malah mengeluarkan kata-kata yang tak kusukai terhadap diri Anda.
Karenanya mohon anda do'akan kepada Allah kiranya ibuku itu ditunjuki-Nya
kepada Islam.."
Maka Rasulullah saw berdo'a: "Ya Allah tunjukilah ibu
Abu Hurairah!"
Aku pun berlari mendapatkan ibuku untuk menyampaikan kabar
gembira tentang do'a Rasulullah itu. Sewaktu sampai di muka pintu, kudapati
pintu itu terkunci. Dari luar kedengaran bunyi gemercik air, dan suara ibu memanggilku:
"Hai Abu Hurairah, tunggulah ditempatmu itu!"
Di waktu ibu keluar ia memakai baju kurungnya, dan
membalutkan selendangnya sambil mengucapkan: "Asyhadu alla ilaha illallah,
wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa Rasuluh."
Aku pun segera berlari menemui Rasulullah saw sambil
menangis karena gembira, sebagaimana dahulu aku menangis karena berduka, dan
kataku padanya: "Kusampaikan kabar suka ya Rasulallah, bahwa Allah telah
mengabulkan do'a anda, Allah telah menunjuki ibuku ke dalam Islam." Kemudian
kataku pula: "Ya Rasulallah, mohon anda do'akan kepada Allah, agar aku dan
ibuku dikasihi oleh orang-orang Mu'min, baik laki-laki maupun perempuan!"
Maka Rasul berdo'a: "Ya Allah, mohon engkau jadikan hambu-Mu ini beserta
ibunya dikasihi oleh sekalian orang-orang Mumin, laki-laki dan perempuan!"
Akrab Dengan Kemiskinan
Karena keinginannya memusatkan perhatian untuk menyertai
Rasul saw ia pernah menderita kepedihan lapar yang jarang diderita orang lain.
Dan pernah ia menceritakan kepada kita bagaimana rasa lapar telah
menggigit-gigit perutnya, maka diikatkannya batu dengan surbannya ke perutnya
dan ditekannya ulu hatinya dengan kedua tangannya, lalu terjatuhlah ia di
mesjid rambil menggeliat-geliat kesakitan hingga sebagian sahabat menyangkanya
ayan, padahal sama sekali bukan!
Suatu kali, dengan masih mengikatkan batu ke perutnya, dia
duduk di pinggir jalan, tempat orang biasanya berlalu lalang. Dilihatnya Abu
Bakr melintas. Lalu dia minta dibacakan satu ayat Al-Quran. "Aku bertanya
begitu supaya dia mengajakku ikut, memberiku pekerjaan," tutur Abu
Hurairah. Tapi Abu Bakr cuma membacakan ayat, lantas berlalu.
Dilihatnya Umar ibn Khattab. "Tolong ajari aku ayat
Al-Quran," kata Abu Hurairah. Kembali ia harus menelan ludah kekecewaan
karena Umar berbuat hal yang sama.
Tak lama kemudian Nabi lewat. Nabi tersenyum. "Beliau
tahu apa isi hati saya. Beliau bisa membaca raut muka saya secara tepat,"
tutur Abu Hurairah.
"Ya Aba Hurairah!" panggil Nabi.
"Labbaik, ya Rasulullah!"
"Ikutlah aku!"
Beliau mengajak Abu Hurairah ra.ke rumahnya. Di dalam rumah
didapati sebaskom susu. "Dari mana susu ini?" tanya Rasulullah.
Beliau diberi tahu bahwa seseorang telah memberikan susu itu.
"Ya Aba Hurairah!"
"Labbaik, Ya Rasulullah!"
"Tolong panggilkan ahli shuffah," kata Nabi. Susu
tadi lalu dibagikan kepada ahli shuffah, termasuk Abu Hurairah. Sejak itulah,
Abu Hurairah ra.mengabdi kepada Rasulullah, bergabung dengan ahli shuffah di
pondokan masjid.
Sepulang dari Perang Khaibar, Nabi melakukan perluasan
terhadap Masjid Nabawi, yaitu ke arah barat dengan menambah tiga pilar lagi.
Abu Hurairah ra.terlibat pula dalam renovasi ini. Ketika dilihatnya Nabi turut
mengangkat batu, ia meminta agar beliau menyerahkan batu itu kepadanya. Nabi
menolak seraya bersabda, "Tiada kehidupan sebenarnya, melainkan kehidupan
akhirat."
Dari Buruh Menjadi Majikan
Abu Hurairah ra.sangat mencintai Nabi. Sampai-sampai dia
memilih dipukul Nabi karena melakukan kekeliruan ketimbang mendapatkan makanan
yang enak. "Karena Nabi menjanjikan akan memberi syafaat kepada orang yang
pernah merasa disakitinya secara sengaja atau tidak," katanya.
Begitu cintanya kepada Rasulullah sehingga siapa pun yang
dicintai Nabi, ia ikut mencintainya. Misalnya, ia suka mencium Hasan dan
Husain, karena melihat Rasulullah mencium kedua cucunya itu.
Ada cerita menarik menyangkut kehidupan Abu Hurairah ra.dan
masyarakat Islam zaman itu. Meski Abu Hurairah ra.seorang papa, boleh dibilang
tuna wisma, salah seorang majikannya yang lumayan kaya menikahkan putrinya,
Bisrah binti Gazwan, dengan lelaki itu. Ini menunjukkan betapa Islam telah
mengubah persepsi orang dari membedakan kelas kepada persamaan. Abu Hurairah
ra.dipandang mulia karena kealiman dan kesalihannya. Perilaku islami telah
memuliakannya, lebih dari kemuliaan pada masa jahiliah yang memandang
kebangsawanan dan kekayaan sebagai ukuran kemuliaan.
Sejak menikah, Abu Hurairah ra.membagi malamnya atas tiga
bagian: untuk membaca Al-Quran, untuk tidur dan keluarga, dan untuk
mengulang-ulang hadis. Ia dan keluarganya meskipun kemudian menjadi orang
berada tetap hidup sederhana. Ia suka bersedekah, menjamu tamu, bahkan
menyedekahkan rumahnya di Madinah untuk pembantu-pembantunya.
Tugas penting pernah diembannya dari Rasulullah. Yaitu
ketika ia bersama Al-Ala ibn Abdillah Al-Hadrami diutus berdakwah ke Bahrain.
Belakangan, ia juga bersama Quddamah diutus menarik jizyah (pajak) ke Bahrain,
sambil membawa surat ke Amir Al-Munzir ibn Sawa At-Tamimi.
Abu Hurairah, Amir Bahrain
Abu Hurairah ra.hidup sebagai seorang ahli ibadah dan
seorang mujahid, tak pernah ia ketinggalan dalam perang, dan tidak pula dari
ibadat. Di zaman Umar bin Khatthab ia diangkat sebagai Amir untuk daerah
Bahrain, sedang Umar sebagaimana kita ketahui adalah seorang yang sangat keras
dan teliti terhadap pejabat-pejabat yang diangkatnya. Apabila ia mengangkat
seseorang sedang ia mempunyai dua pasang pakaian maka sewaktu meninggalkan
jabatannya nanti haruslah orang itu hanya mempunyai dua pasang pakaian juga.
malah lebih utama kalau ia hanya memiliki satu pasang saja! Apabila waktu meninggalkan
jabatan itu terdapat tanda-tanda kekayaan, maka ia takkan luput dari interogasi
Umar, sekalipun kekayaan itu berasal dari jalan halal yang dibolehkan syara'!
Suatu dunia lain, yang diisi oleh Umar dengan hal-hal luar biasa dan
mengagumkan. Rupanya sewaktu Abu Hurairah ra.memangku jabatan sebagai kepala
daerah Bahrain ia telah menyimpan harta yang berasal dari sumber yang halal.
Hal ini diketahui oleh Umar, maka iapun dipanggilnya datang ke Madinah. Dan
mari kita dengarkan Abu Hurairah, memaparkan soal jawab ketus yang berlangsung
antaranya dengan Amirul Mu'minin Umar: -- Kata Umar: - "Hai musuh Allah
dan musuh kitab-Nya, apa engkau telah mencuri harta Allah?' Jawabku; "Aku
bukan musuh Allah dan tidak pula musuh kitab-Nya, hanya aku menjadi musuh orang
yang memusuhi keduanya dan aku bukanlah orang yang mencuri harta Allah!'- Dari
mana kau peroleh sepuluh ribu itu? -- Kuda kepunyaanku beranak-pinak dan
pemberian orang berdatangan. Kembalikan harta itu ke perbendaharaan negara
(baitul maal)!
Abu Hurairah ra.menyerahkan hartanya itu kepada Umar,
kemudian ia mengangkat tangannya ke arah langit sambil berdo'a: "Ya Allah,
ampunilah Amirul Mu'minin."
Tak selang beberapa lamanya. Umar memanggil Abu Hurairah
ra.kembali dan menawarkan jabatan kepadanya di wilayah baru. Tapi ditolaknya
dan dimintanya maaf karena tak dapat menerimanya. Kata Umar kepadanya: --
"Kenapa, apa sebabnya?"
Abu Hurairah ra.mengemukakan lima alasan, "Agar
kehormatanku tidak sampai tercela, hartaku tidak dirampas, punggungku tidak
dipukul, aku takut menghukum tanpa ilmu, dan bicara tanpa belas kasih!" Ia
memilih tinggal di Madinah, menjadi warga biasa yang memperlihatkan kesetiaan
kepada Umar, dan para pemimpin sesudahnya.
Tatkala kediaman Amirul Mukminin Ustman ibn Affan dikepung
pemberontak, dalam peristiwa yang dikenal sebagai al-fitnatul kubra (bencana
besar), Abu Hurairah ra.bersama 700 orang Muhajirin dan Anshar tampil mengawal
rumah tersebut. Meski dalam posisi siap tempur, Khalifah melarang pengikut
setianya itu memerangi kaum pemberontak.
Pada masa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairah
ra.ditawari menjadi gubernur di Madinah. Ia menolak. Ketika terjadi pertemuan
antara Khalifah Ali dan lawannya, Muawiyah ibn Abi Sufyan, ia bersikap netral
dan menghindari fitnah. Sampai kemudian Muawiyah berkuasa, Abu Hurairah
ra.bersedia menjadi gubernur di Madinah. Tapi versi lain mengatakan, Marwan ibn
Hakamlah yang menunjuk Abu Hurairah ra.sebagai pembantunya di kantor gebernuran
Madinah.
E. Akhir Hayat Abu Hurairah
Pada suatu hari sangatlah rindu Abu Hurairah ra. hendak
bertemu dengan Allah. Selagi orang-orang yang mengunjunginya mendo'akannya
cepat sembuh dari sakitnya, ia sendiri berulang-ulang memohon kepada Allah
dengan berkata: "Ya Allah, sesungguhnya aku telah sangat rindu hendak
bertemu dengan-Mu. Semoga Engkau pun demikian!" Di Kota Penuh Cahaya
(Al-Madinatul Munawwarah), ia mengembuskan nafas terakhir pada 57 atau 58 H.
(676-678 M.) dalam usia 78 tahun. Meninggalkan warisan yang sangat berharga,
yakni hadis-hadis Nabi, bak butiran-butiran ratna mutu manikam, yang jumlahnya
5.374 hadis.
Di sekeliling orang-orang shaleh penghuni pandam pekuburan
Baqi', di tempat yang beroleh berkah, di sanalah jasadnya dibaringkan! Dan
sementara orang-orang yang mengiringkan jenazahnya kembali dari pekuburan,
mulut dan lidah mereka tiada henti-hentinya membaca Hadits yang disampaikan Abu
Hurairah ra.kepada mereka dari Rasul yang mulia.
Comments
Post a Comment
Komentar lah dengan baik dan sopan