Makalah cinta pekerjaan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Allah SWT memerintahkan bekerja
kepada setiap hamba-hamba-Nya (QS. Attaubah/ 9 : 105) :
Dan
katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan”.
Seorang
insan minimal sekali diharuskan untuk dapat memberikan nafkah kepada dirinya
sendiri, dan juga kepada keluarganya.
Dalam Islam terdapat banyak
sekali ibadah yang tidak mungkin dilakukan tanpa biaya & harta, seperti
zakat, infak, shadaqah, wakaf, haji dan umrah. Sedangkan biaya/ harta tidak
mungkin diperoleh tanpa proses kerja. Maka bekerja untuk memperoleh harta dalam
rangka ibadah kepada Allah menjadi wajib. Kaidah fiqhiyah mengatakan :
مَالاَ
يَتِمُّ الْوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
Suatu
kewajiban yang tidak bisa dilakukan melainkan dengan pelaksanaan sesuatu, maka
sesuatu itu hukumnya wajib.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana mencintai Pekerjaan dalam islam
2.
Cara Mencintai Pekerjaan
BAB I
Cinta Pekerjaan
1.
Cinta Pekerjaan Dalam Islam
Orang yang ikhlas bekerja akan
mendapatkan ampunan dosa dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :
مَنْ
أَمْسَى كَالاًّ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ أَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ (رواه الطبراني)
Barang
siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran pekerjaan yang telah
dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-dosanya diampuni oleh
Allah SWT. (HR. Thabrani)
Akan diampuninya suatu dosa yang
tidak dapat diampuni dengan shalat, puasa, zakat, haji & umrah. Dalam
sebuah riwayat dikatakan :
إِنَّ
مِنَ الذُّنُوْبِ لَذُنُوْبًا، لاَ تُكَفِّرُهَا الصَّلاةُ وَلاَ الصِّياَمُ وَلاَ
الْحَجُ وَلاَ الْعُمْرَةُ، قَالَ وَمَا تُكَفِّرُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قاَلَ
الْهُمُوْمُ فِيْ طَلَبِ الْمَعِيْشَةِ (رواه الطبراني)
‘Sesungguhnya
diantara dosa-dosa itu, terdapat satu dosa yang tidak dapat dihapuskan dengan
shalat, puasa, haji dan umrah.’ Sahabat bertanya, ‘Apa yang dapat menghapuskannya
wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Semangat dalam mencari rizki.’ (HR.
Thabrani)
A. Mendapatkan ‘Cinta Allah SWT’.
Dalam sebuah riwayat digambarkan :
إِنَّ
اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ (رواه الطبراني)
Sesungguhnya
Allah SWT mencintai seorang mu’min yang giat bekerja. (HR. Thabrani)
B. Terhindar dari azab neraka
Dalam
sebuah riwayat dikemukakan, “Pada suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari
berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk, beliau
melihat tangan Sa’ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena
diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya, ‘Kenapa tanganmu?’ Saad
menjawab, ‘Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah
keluarga yang menjadi tanggunganku.” Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan
Saad dan menciumnya seraya berkata, ‘Inilah tangan yang tidak akan pernah
disentuh oleh api neraka’” (HR. Tabrani)
Pertanyaan
Besar Tentang Pekerjaan Kita
§
Apakah pekerjaan yang kita
lakukan akan mengantarkan kita ke surga?
§
Apa syarat – syarat yang dapat
menjadikan pekerjaan kita sebagai sarana untuk mendapatkan surga Allah SWT?
§
Bagaimana menjadikan pekerjaan
kita sebagai sarana untuk mendapatkan surga?
Syarat
Mendapatkan Surga Dengan Bekerja
- Niat Ikhlas Karena Allah SWT
النية
الخاصة لله تعالى
Artinya
ketika bekerja, niatan utamanya adalah karena Allah SWT sebagai kewajiban dari
Allah yang harus dilakukan oleh setiap hamba. Dan konsekwensinya adalah ia
selalu memulai aktivitas pekerjaannya dengan dzikir kepada Allah. Ketika berangkat
dari rumah, lisannya basah dengan doa bismillahi tawakkaltu alallah..
la haula wala quwwata illa billah..Dan ketika pulang ke rumahpun, kalimat
tahmid menggema dalam dirinya yang keluar melalui lisannya.
2. Itqan, sungguh-sungguh dan profesional dalam bekerja
الإتقان
في العمل
Syarat
kedua agar pekerjaan dijadikan sarana mendapatkan surga dari Allah SWT adalah
profesional, sungguh-sungguh dan tekun dalam bekerja.
Diantara
bentuknya adalah, tuntas melaksanakan pekerjaan yang diamanahkan kepadanya,
memiliki keahlian di bidangnya dsb.
Dalam
sebuah hadits Rasulullah bersabda
إِنَّ
اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ (رواه الطبراني)
Sesungguhnya
Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia menyempurnakan
pekerjaannya. (HR. Tabrani_
3. sikap Jujur & Amanah
الصدق
والأمانة
Karena
pada hakekatnya pekerjaan yang dilakukannya tersebut merupakan amanah, baik
secara duniawi dari atasannya atau pemilik usaha, maupun secara duniawi dari
Allah SWT yang akan dimintai pertanggung jawaban atas pekerjaan yang
dilakukannya. Implementasi jujur dan amanah dalam bekerja diantaranya adalah
dengan tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, tidak curang,
obyektif dalam menilai, dan sebagainya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW
bersabda:
التَّاجِرُ
الصَّدُوْقُ اْلأَمِيْنُ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ
(رواه الترمذي)
Seorang
pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, (kelak akan dikumpulkan) bersama para
nabi, shiddiqin dan syuhada’. (HR. Turmudzi)
4. Menjaga Etika Sebagai Seorang Muslim
التخلق
بالأخلاق الإسلامية
Bekerja
juga harus memperhatikan adab dan etika sebagai seroang muslim, seperti etika
dalam berbicara, menegur, berpakaian, bergaul, makan, minum, berhadapan dengan
customer, rapat, dan sebagainya. Bahkan akhlak atau etika ini merupakan ciri
kesempurnaan iman seorang mu’min.
Dalam
sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
أَكْمَلُ
الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا (رواه الترمذي)
Sesempurna-sempurnanya
keimanan seorang mu’min adalah yang paling baik akhlaknya (HR. Turmudzi)
5. Tidak Melanggar Prinsip-Prinsip Syariah
مطبقا
بالشريعة الإسلامية
Aspek
lain dalam etika bekerja dalam Islam adalah tidak boleh melanggar
prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaan yang dilakukannya.
Tidak
melanggar prinsip syariah ini dapat dibagi menjadi beberapa hal :
Pertama dari
sisi dzat atau substansi dari pekerjaannya, seperti memporduksi tidak boleh
barang yang haram, menyebarluaskan kefasadan (seperti pornografi), mengandung
unsur riba, maysir, gharar dsb.
Kedua dari
sisi penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti risywah,
membuat fitnah dalam persaingan, tidak menutup aurat, ikhtilat antara
laki-laki dengan perempuan, dsb.
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلاَ تُبْطِلُوا
أَعْمَالَكُمْ
Hai
orang-orang yang beriman, ta`atlah kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul dan
janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. (QS. Muhammad, 47 : 33)
6. Menghindari Syubhat
الإبتعاد
عن الشبهات
Dalam
bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat atau sesuatu yang
meragukan dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. Seperti unsur-unsur
pemberian dari pihak luar, yang terdapat indikasi adanya satu kepentingan
terntentu. Atau seperti bekerja sama dengan pihak-pihak yang secara umum
diketahui kedzliman atau pelanggarannya terhadap syariah. Dan syubhat semacam
ini dapat berasal dari internal maupun eksternal.
Oleh
karena itulah, kita diminta hati-hati dalam kesyubhatan ini. Dalam sebuah
hadits Rasulullah SAW bersabda, “Halal itu jelas dan haram itu jelas,
dan diantara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang
terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang
diharamkan…” (HR. Muslim)
7.
Menjaga Ukhuwah Islamiyah
المراعاة
بالأخوة الإسلامية
Aspek
lain yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah ukhuwah islamiyah
antara sesama muslim. Jangan sampai dalam bekerja atau berusaha melahirkan
perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin. Rasulullah SAW sendiri mengemukakan
tentang hal yang bersifat prefentif agar tidak merusak ukhuwah Islamiyah di
kalangan kaum muslimin. Beliau mengemukakan, “Dan janganlah kalian membeli
barang yang sudah dibeli saudara kalian” Karena jika terjadi kontradiktif
dari hadits di atas, tentu akan merenggangkan juga ukhuwah Islamiyah diantara
mereka; saling curiga, su’udzon dsb.
2. Cara Mencintai Pekerjaan
"Love Your
Job But Never Fall In Love With Your Company" — sebuah
pernyataan umum yang menganjurkan orang untuk mencintai pekerjaannya dan jangan
mencintai perusahaan. Mengapa? Karena sewaktu-waktu bisa saja perusahaan
menyingkirkan Anda kapan pun. Namun bagaimana cara mencintai pekerjaan Anda?
Berikut ini beberapa tips menarik untuk mencintai pekerjaan Anda.
A. Antusias
terhadap Pekerjaan
Bila Anda tidak
menyukai pekerjaan Anda, tentu tidak akan mudah bagi Anda untuk melaksanakan
tugas-tugas kantor. Anda akan merasa terbebani dengan tugas yang diberikan
sehingga hasil kerja tidak maksimal. Sebaliknya, bila seseorang mengerjakan
sesuatu yang disenangi tentu hal itu akan terasa menyenangkan, waktu terasa
singkat, dan Anda memiliki semangat untuk mengerjakannya. Misalnya, seseorang
yang senang menggambar akan antusias bila ditugasi untuk membuat desain rumah,
menjadi arsitek, atau pekerjaan lain.
Untuk itu,
bersikaplah seolah-olah Anda menyukai dan menikmati pekerjaan Anda. Beri
perhatian penuh pada apa yang sedang Anda kerjakan. Mungkin kelihatannya
mustahil untuk menyukai pekerjaan Anda sekarang. Tetapi, paksakan diri Anda
untuk melakukan ini. Tersenyum atau berdiri dengan tegak dapat membantu untuk
dapat lebih bersikap antusias. Hasilnya, Anda dapat merasakan benar-benar
menyukai pekerjaan tersebut.
B. Lakukan yang
Terbaik
Hindari menuda
pekerjaan atau bersikap masa bodoh atas hasil pekerjaan Anda. Ini dapat membuat
Anda merasa stres akibat pekerjaan yang tidak selesai,
semakin menumpuk atau terkena omelan atasan.
Jangan
melakukan pekerjaan dengan asal-asalan tetapi berikan lebih dari apa yang
diperintahkan. Tetapkan prioritas pekerjaan agar pekerjaan yang penting bisa
diselesaikan terlebih dahulu. Anda juga dapat memotivasi diri Anda sendiri
untuk memberikan yang terbaik. Misalnya, Anda dapat mencatat waktu berapa lama
Anda dapat menyelesaikan pekerjaan atau hal lain untuk mengukur produktivitas.
Kemudian, tantang diri Anda untuk melakukan yang lebih baik lagi dalam tugas
berikutnya.
C. Melakukan
Lebih
Bila mendapat
tugas, jangan merasa puas karena melakukan apa yang diharapkan. Nilai plus dari
atasan dan kepuasan bisa didapatkan bila Anda kreatif untuk lebih memperindah
pekerjaan Anda. Misalnya, dengan menambah informasi pendukung ketika ditugasi
untuk mengolah suatu data. Atau bila Anda menyukai teknologi tetapi Anda
bekerja di bagian akunting, Anda dapat mencari terobosan teknologi yang dapat
membantu Anda menyelesaikan tugas dengan lebih cepat.
D. Lihat Sisi
Positif
Walau Anda
merasa pekerjaan sangat menjenuhkan, tidak pernah selesai, atasan yang galak,
atau rekan kerja yang menyebalkan, tetapi cobalah untuk melihat hal positifnya.
Bandingkan keadaan kita dengan orang lain yang tidak seberuntung kita.
Bagaimana orang-orang yang masih belum mendapat pekerjaan, orang-orang yang
pekerjaan lebih berat dari kita, atau bagaimana orang yang penghasilannya tidak
sebanyak kita.
Cobalah
mengingat bagaimana saat Anda berusaha mendapatkan pekerjaan ini, misalnya
bagaimana saat itu Anda harus naik kendaraan umum, bagaimana pertama kali Anda
belum mengenal rekan kerja lainnya, ketika Anda masih bingung dengan pekerjaan
yang harus dilakukan. Mengingat perjuangan ini dapat membantu Anda lebih
mencintai pekerjaan.
4. Teruslah
Belajar
Tugas kantor
terasa berat mungkin karena Anda belum sepenuhnya mengerti. Seorang pekeja yang
merasa berat saat ditugasi membuat suatu pekerjaan, bisa jadi karena dia belum
sepenuhnya memahami konsep tentang pekerjaan tersebut. Misalnya seseorang
ditugasi membuat laporan di Excel dengan pivot table, tentu bukan
hal yang biasa, tapi bisa dipelajari.
Maka, untuk
menambah pengetahuan, Anda dapat mencari tahu lebih banyak dari Internet, buku,
atau dari orang lain yang lebih memahaminya. Bila memungkinkan, Anda dapat pula
mengikuti kursus-kursus. Cara lainnya adalah dengan memperhatikan contoh-contoh
yang ada. Dengan mengetahui lebih banyak, Anda akan lebih mudah melakukannya.
E. Beri
Penghargaan
Bila Anda tidak
mendapatkan penghargaan dari orang lain ketika Anda berhasil melaksanakan tugas
yang diberikan, Anda dapat memberikan penghargaan untuk diri sendiri. Anda
dapat memberi pujian untuk diri sendiri untuk target yang dicapai atau
merayakan keberhasilan Anda. Tentu saja, hal ini j
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Bila Anda tidak menyukai pekerjaan Anda, tentu tidak akan mudah bagi Anda untuk
melaksanakan tugas-tugas kantor. Anda akan merasa terbebani dengan tugas yang
diberikan sehingga hasil kerja tidak maksimal. Sebaliknya
2. Hindari menuda pekerjaan atau bersikap masa
bodoh atas hasil pekerjaan Anda. Ini dapat membuat Anda merasa stres akibat pekerjaan yang tidak selesai,
semakin menumpuk atau terkena omelan atasan.
3.
Tugas kantor terasa berat mungkin karena
Anda belum sepenuhnya mengerti. Seorang pekeja yang merasa berat saat ditugasi
membuat suatu pekerjaan, bisa jadi karena dia belum sepenuhnya memahami konsep
tentang pekerjaan tersebut. Misalnya seseorang ditugasi membuat laporan di
Excel dengan pivot table, tentu bukan hal yang biasa, tapi bisa
dipelajari.
Comments
Post a Comment
Komentar lah dengan baik dan sopan