konversi agama psikologi agama stai mu

MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA
PSIKOLOGI AGAMA PADA KONVERSI AGAMA
Disusun oleh :
Rahmat ikhsan
Rika
Syahrudin

Pendidikan Agama Islam
Stai Miftahul Ulum Tanjungpinang
2014 /2015
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji tuhan saya ucapkan atas rahmatnya di mana oleh karena berkatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di sana-sini saya sebagai manusia mengharap atas maklumnya. Saya menulis makalah ini dengan judul “Psikologi Agama Pada konversi Agama” untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi agama yang suai dengan silabus perkuliahan yang telah disepakati bersama.
Saya menulis makalah yang berjudul “Psikologi Agama Pada Konversi Agama” dengan tujuan agar dapat menerima pemahaman permasalahan dari materi mata kuliah psikologi agama dengan pembahasan konversi agama baik untuk diri saya sendiri dan orang lain yang membaca makalah saya ini sebagai satu informasi yang bermanfaat. Saya mewakili kelompok saya yang seluruhnya berjumlah tiga orang termasuk saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segala pihak dan juga tidak ketinggalan saya sampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya apabila ada satu hal yang tidak berkenan kepada pembaca.






Tanjungpinang, 2 Mei 2015



Bab I 
 Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Hubungan manusia dengan sesuatu yang dianggap adikodrati (supernatural) memang memiliki latar belakang sejarah yang sesuai dengan keadaan manusia dan sudah lama  serta cukup panjang . Latar belakang ini cukup dapat dilihat dari berbagai pertanyaan yang berupa pernyataan para ahli yang memiliki disiplin ilmu yang berbeda , termasuk para agamawan yang mendasarkan pendapatnya pada informasi kitab suci masing-masing .
Para Anthropolog melihat hubungan manusia dengan dzat yang adikodrati itu dari sudut pandang kebudayaan. Hasil temuan mereka menunjukkan bahwa pada masyarakat yang masih memiliki kebudayaan asli primitif dijumpai adanya pola kebudayaan yang mencerminkan bentuk hubungan masyarakat dengan sesuatu yang mereka anggap adikuasa dan suci. Di masyarakat ini berlaku upacara-upacara yang ritual, penghargaan terhadap tempat-tempat dan benda-benda yang dianggap suci ataupun terhadap sesuatu yang dianggap spritual . Ada semacam upacara keagamaan dimasyarakat yang mereka pelihara sebagai suatu tradisi dalam kebudayaan mereka yang nantinya kelak akan menghasilakan suatu peradaban tersendiri seiring dengan kemajuan jaman .
Demikian juga para sosiolog yang menggunakan pendekatan sosiologi berpendapat bahwa dalam kehidupan bermasyarakat yang pada keadaanya primitif dijumpai adanya semacam norma yang mengatur kehidupan mereka. Norma – norma tersebut ada yang dilambangkan serta dilembagakan menjadi tata kehidupan bermasyarakat dan dikaitkan denga nilai-nilai spiritual .Jadi walaupun dalam bentuk yang masih sederhana , dalam kehidupan bermasyarakat primitif sudah ada semacam institusi yang berfungsi nmengatur hubungan kepercayaan terahdap suatu yang dianggap adikodrati atau suci.  

2.      Rumusan Masalah
A.    Apa itu konversi agama
B.     Apa faktor penyebab terjadi konversi agama
C.     Bagaimana proses konversi Agama












Bab II
 Konversi Agama
A.    Memperkenalkan Konversi Agama
Konversi agama (religious convertion) secara umum dapat diartikan dengan berubah agama ataupun masuk agama yang lain. Untuk memberikan gambaran yang lebih mengena tentang maksud kata-kata tersebut perlu dijelaskan melalui urain yang dilatarbelakangi oleh pengertian secara etimologis. Dengan pengertian berdasarkan asal kata tergambar ungkapan kata secara jelas.
1.      Pengertian konversi agama
a.       Pengertian agama menurut etimologi yaitu konversi ( berasal dari kata “conversio “ yang berarti tobat, pindah, dan berubah serta bisa juga penyesuaian ). Selanjutnya kata tersebut dipakai dalam kata Inggris Conversion yang mengandung pengertian : Berubah dari suatu keadaan atau dari suatu agama atau keyakinan ke agama lain atau keyakinan lain  ( change from one state, or from one religion, to another ). Berdasarkan arti kata tersebut dapat disimpulkan bahwa konversi agama mengandung pengertian : Bertobat , berubah agama , berbalik pendirian terhadap ajaran agama atau masuk ke dalam agama (menjadi paderi ).
b.      Pengertian konversi agama menurut terminologi. Menurut pengertian ini akan di kemukakan beberapa pendapat tentang pengertian konversi agama antara lain:
1)      Max Henrich mengatakan bahwa konversi agama adalah suatu tindakan dimana seorang atau kelompok orang masukatau berpindah ke suatu system kepercayaan atau perilaku yang berlawanan denagn kepercayaan sebelumnya.
2)      William james mengatakan, konversi agama adalah dengan kata-kata : to be converted, to be regenerated,  to receive grace, to experience religion , to gain and assurance , are so many phrase whichdenotes to the process , gradual or sudden, by which anself hither devide, and consciously wrong inferior and unhappy, become unified, and consciously right superior and happy , inconsquence of it’s firmer hold upon religious realities.
Konversi agama banyak menyangkut masalah kejiwaan dan pengaruh lingkungan tempat berada. Selain itu, konversi agama yang dimaksudkan uraian diatas memuat beberapa pengertian denga ciri-ciri:
a.       Adanya perubahan arah pandangan dan keyakinan seseorang terhadap agama dan kepercayaan yang dianutnya.
b.      Perubahan yang terjadi dipengaruhi kondisi kejiwaan sehingga perubahan dapat terjadi secara berproses atau secara mendadak .
c.       Perubahan tersebut bukan hanya berlaku bagi perpindahan kepercayaan dari suatu agama ke agama lain, tetapi juga termasuk perubahan pandangan terhadap agama yang dianutnya sendiri.
d.      Selain faktor kejiwaan dan kondisi lingkungan maka perubahan itupun disebabkan faktor petunjuk dari yang maha kuasa.




B.     Faktor yang menyebabkan terjadinya konversi agama
Berbagai ahli berbeda pendapat dalam menentukan faktor yang menjadi pendorong konversi . William james dalam bukunya the varietes of religious experience dan Max herich dalam bukunya change of hearth banyak menguraikan faktor yang mendorong terjadinya konversi agama tersebut.
Dalam bukunya tersebut diuraikan pendapat para ahli yang terlibat dalam disiplin ilmu , masing – masing mengemukakan pendapat bahwa konversi agama disebabkan faktor yang cenderung didominasi oleh lapangan ilmu yang mereka tekuni.
a.      Para ahli agama menyatakan , bahwa yang menjadi faktor pendorong terjadinya konversi agama adalah petunjuk ilahi. Pengaruh supernatural berperan secara dominan dalam proses terjadinya konversiagaam paad diri seseorang atau kelompok.
b.      Para ahli sosiologi berpendapat , bahwa yang menyebabkan terjadinya konversi agama adalah pengaruh sosial. Pengaruh ini mendorong terjadinya konversi itu sendiri terdiri dari adanya berbagai faktor antara lain:
1)      Pengaruh hubungan pribadi antara sosial mereka baik pergaulan yang bersifat keagamaan maupun nonagama ( kesenian, ilmu pengetahuan , ataupun bidang kebudayaan yang lain)
2)      Pengaruh kebiasaan yang rutin , pengaruh ini dapat mendorong seseorang atau kelompok untuk berubah kepercayaan jika dilakukan secara rutin hingga terbiasa , misalnya: menghadiri upacara keagamaan , ataupun pertemuan yang bersifat keagamaan baik pada lembaga formal maupuin lembaga nonformal.
3)      Pengaruh anjuran atau propaganda dari orang dekat misalnya : karib, keluargaatau famili ,rekan kerja, dan sebagainya  .
4)      Pengaruh pemimpin keagamaan, hubungan yang baik dengan pemimpin agama merupakan salah satu faktor pendorong konversi agama .
5)      Pengaruh perkumpulan yang bersifat atau berdasarkan hobi, perkumpulan yang dimaksud seseorang berdasarkan hobinya dapat pula menjadi pendorong terjadinyankonversi agama.
6)      Pengaruh kekuasaan pemimpin , yang dimaksud disini adalah pengaruh kekuasaan pemimpin berdasarkan kekuatan hukum . Masyarakat umumnya cenderung menganut agama yang dianut oleh kepala negara atau raja mereka ( Cuius regio illius est religio ).
c.       Para ahli psikologi berpendapat bahwa yang menjadi pendorong terjadinya proses konversi agama adalah faktor psikologis yang timbul oleh faktor intern atau ekstern. Faktor-faktor tersebut apabila mempengaruhi sseorang atau kelompok hingga menimbulkan semacam tekanan batin, maka akan terdorong untuk untuk mencari jalan keluar yaitu ketenangan batin. Dalam kondisi jiwa yang seperti demikian itu secara psikologis kehidupan batin seseorang tersebut menjadi kosong dan tak berdaya sehingga mencari perlindungan kekuatan yang lain yang mampu memberinya kehidupan jiwa yang terang dan tenteram. Dalam uraian William james yang berhasil meneliti pengalaman berbagai tokoh yang mengalami konversi agama nmenyimpulkan sebagai berikut:
1)      Konversi agama terjadi karena adanya suatu tenaga jiwa yang mengasai pusat kebiasaan seseorang sehingga pada dirinya muncul persepsi baru , dalam bentuk suatu ide yang bersemi secara mantap .
2)      Konversi agama dapat terjadi oleh karena suatu krisis ataupun secara mendadak ( tanpa suatu proses ) .
Berdasarkan gejala tersebut maka dengan meminjam istilah yang digunakan starbuck ia    membagi konversi agama menjadi dua tipe yaitu:
1)      Tipe Volitional ( perubahan bertahap)
Konversi agaam ini terjadi secara berproses sedikit demi sedikit , sehingga menjadi seperangkat aspek dan kebiasaan rohaniah yang baru. Konversi yang demikian itu sebagaian besar terajdi sebagai suatu proses perjuangan batin yang ingin menjauhkan diri dari dosa karean ingin mendatangkan suatu kebenaran.
2)      Tipe self-surrender (perubahan drastis )
Konversi agaam tipe ini adalah konversi yang terjadi secara mendadak . seseorang yang mengalami suatu proses tertentu tiba-tiba berubah pendiriannya terhadap suatu agama yang dianutnya. Perubahan ini pun dapat terjadi dari kondisi yang tidak taat menjadi lebih taat, dari tidak percaya kepada suatu agama kemudian menjadi percaya , dan sebagainya . pada konversi tipe kedua ini Willam James mengakui adanya pebgaruh petunjuk dari yang maha kuasa terhadap seseorang , karena gejala konversi ini terjadi denga sendirinya pada diri seseorang sehingga menerima kondisi yang baru dengan penyerahan jiwa sepenuhnya. Jadi ada semacam petunjuk ( hidayah) dari tuhan.
Kedua tipe konversi agama tersebut timbul oleh adanya aktivitas psikis dimana informasi dan dorongan diri saling mempengaruhi dan bekerja pada jiwa seseorang sehingga timbulah keadaan yang secara langsung dan tidak langsung , meskipun demikian konnversi agama adalah hak privasi dari individu yang merdeka dan secara dewasa dapat memilih jalan spiritualitas mereka sendiri secara mandiri dan tidak asal mengikuti trend yang ada pada masyarakat atau mempunyai istilah kelatahan diri.
3)      Masalah – masalah yang menyangkut terjadinya konversi agama tersebut berdasarkan tinjauan para psikolog adalah berupa pembebasan diri dari tekanan batin.
Faktor yang melatar belakangi timbul dari dalam diri intern dan dari lingkungan ekstern .
a)      Faktor intern , yang ikut mempengaruhi terjadinya konversi agama adalah :
1.      Kepribadian
Secara psikologis tipe kepribadian tertentun akan mempengaruhi kehidupan jiwa seseorang. Dalam penelitian W James ia menemukan , bahwa tipe melankolis yang memiliki kerentanan perasaan lebih mendalam dapat dapat menyebabkan terjadinya konversi agama dalam dirinya.
2.      Faktor pembawaan
Menurut penelitian Guy E. Swanson bahwa ada semacam kecenderungan urutan kelahiran mempengaruhi konversi agama. Anak sulung dan anak bungsu biasanya tidak mengalami tekanan batin, sedangkan anak-anak yang dilahirkan pada urutan antara keduanya sering mengalami stress jiwa. Kondisi yang dibawa berdasarkan urutan kelahiran itu banyak mempengaruhi terjadinya konversi agama.
b)      Faktor ekstern (faktor luar diri)
Di antara faktor luar yang mempengaruhi faktor diri terjadinya konversi agama adalah:
1)      Faktor keluarga, keretakan keluarga, ketidak serasian, berlainan agama , kesepian, kesulitan seksual, kurang mendapatkan pengakuan kaum kerabat dan lainnya.Kondisi yang demikian menyebabkan seseorang akan mengalami tekanan batin yang menimpa dirinya.
2)      Lingkungan tempat tinggal hidup
Orang yang merasa terlempar dari lingkungan tempat tinggal atau tersingkir dari kehidupan di suatu tempat merasa dirinya hidup sebatang kara. Keadaan yang demikian menyebabkan seseorang mendambakan ketenangan dan mencari tempat untuk bergantung hingga kegelisahan batinnya hilang.
3)      Perubahan status
Perubahan status , terutama yang berlangsung secara mendadak akan banyak mempengaruhi terajdinya konversi agama , misalnya perceraian , keluar dari sekolah atau perkumpulan , perubahan pekerjaan , kawin dengan orang yang berlainan agama, dan sebagainya.
4)      Kemiskinan
Kondisi sosial ekonomi yang sulit juga merupakan faktor yang mendorong dan mempengaruhi terajdinya konversi agama. Mayarakat awam yang miskin cenderung untuk memeluk agama yang menjanjikan kehidupan dunia yang lebih baik. Kebutuhan mendesak akan sandang dan pangan dapat mempengaruhi.
d.      Para ahli ilmu pendidikan berpendapat bahwa konversi agama dipengaruhi oleh kondisi pendidikan. Penelitian ilmu sosial menampilkan data dan argumentasi , bahwa suasana pendidikan  ikut mempegaruhi konversi agama. Walaupun belum dapat dikumpulkan data secara pasti tentang pengaruh lembaga pendidikan  terhada[p konversi agama , namun berdirinya sekolah – sekolah yang bernaung dibawah yayasan agama tentunya mempunyai tujuan keagamaan pula.

C.    Proses Konversi Agama
Konversi agama menyangkut perubahan batin seseorang secara mendasar. Proses konversi agama ini dapat diumpamakan seperti proses pemugaran sebuah gedung, bangunan lama dibongkar dan pada tempat yang sama didirikan bangunan baru yang lain sama sekali dari bangunan sebelmunya.
Demikian pula seseorang atau kelompok yang mengalami proses konversi agama ini. Segala benttuk kehidupan batinnya yang semula mempunyai pola tersendiri berdasarkan pandangan yang dianut nya (agama) , amak setelah terjadi konversi agama pada dirinya secara spontan pula yang lama ditinggalkan sama sekali. Segaal bentuk perasaan batin terhadap kepercayaan lama, seperti: harapan, rasa bahagia , keselamatan, dan kemantapan berubah menjadi berlawanan arah. Timbulah gejala-gejala baru berupa, perasaan tidak lengkap dan tidak sempurna. Gejala ini menunjukkan adanya hal yang timbul berupa proses kejiwaan dalam bentuk merenung, timbulnya tekanan batin, penyesalan diri, rasa berdosa, cemas terhadapmasa depan, dan perasaan susah yang ditimbulkan oleh kebimbangan.


M.T.L. Penindo berpendapat , bahwa konversi agama mengandung dua unsur yaitu:
a.       Unsur dfari dalam diri ( endegenos origin ) , yaitu proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang atau kelompok. Konversi yang terjadi dalam batin ini membentuk suatu kesadaran untuk mengadakan suatu transformasi yang disebabkan oleh krisis yang terjadi dan keputusan yang diambil seseorang berdasarkan pertimbangan pribadi. Proses ini terjadi menurut gejala psikologis yang bereaksi dalam bentuk hancurnya struktur psikologis yang lama dan seiring denagn proses tersebut muncul pula struktur psikologis baru yang dipilih.
b.      Unsur dari luar (exogenos origin) yaitu proses perubahan yang berasal dari luar diri atau kelompok sehingga mampu menguasai kesadaran orang atau kelompok yang bersangkutan. Kekuatan yang datang dari luar ini kemudian menekan pengaruhnya terhadap kesadaran , mungkin berupa tekanan batin, sehingga memerlukan penyelesaian oleh yang bersangkutan.

Perubahan yang terjadi tetap pentahapan yang sama dalam bentuk kerangka secara proses umum kerangka proses itu dikemukakan antara lain oleh :
a.       H.Carrier, membagi proses tersebut dalam pentahapan sebagai berikut :
1)      Terjadi disintegrasi sintesis kognitif dan motivasi sebagai akibat dari krisis yang dialami.
2)      Reintegrasi kepribadian berdasarkan konversi agama yang baru. Dengan adanya reintegrasi ini maka tersciptalah kepribadian baru yang berlawanan dengan struktur lama.
3)      Tumbuh sikap menerima konsepsi agama baru serta peranan yang dituntut oleh ajarannya.
4)      Timbul kesadaran bahwa keadaan yang baru itu merupakan panggilan suci petunjuki tuhan.
b.      Dr. Zakiyah Darajat memberikan pendapatnya yang berdasarkan proses kejiwaan yang terjadi melalui lima tahap , yaitu:
1)      Masa tenang
Disaat ini kondisi jiwa seseorang berada dalam keadaan tenang , karena masalah agama belum mempengaruhi sikapnya. Terjadi sikap apriori terhadap agama. Terhadap keadaan yang demikian ini dengan sendirinya tidak akan mengganggu keseimbangan batinnya , sehingga ia berada dalam keadaan tenang dan tentram.
2)      Masa ketidaktenangan
Masa dalam tahap ini berlangsung jika masalah agama telah mempengaruhi batinnya. Mungkin dikarenakan suatu krisis, musibah atau perasaan berdosa yang dialaminya. Hal ini menimbulkan semacam kegoncangan dalammkehidupan batinnya , sehingga mengakibatkan terjadinya kegoncangan yang berkecamuk dalam bentuk rasa gelisah , panik, rasa putus asa, ragu dan bimbang,. Persaan seperti itu menyebabkan orang menjadi lebih sensitif  sugesibel. Pada tahap ini terjadi proses pemilihan terhadap ide atau kepercayaan baru untuk mengatasi konflik batinnya
3)      Masa konversi tahap ketiga ini terjadi setelah konflik batin mengalami keredaan , karena kemantapan batin telah terpenuhi berupa kemampuan menentukan keputusan untuk memilih yang dianggap serasi ataupun timbulnya rasa pasrah. Keputusan ini memberiakn makna dalam menyelesaikan pertentangan batin yang terjadi , sehingga terciptalah ketenangan dalam bentuk kesediaan menerima kondisi yang dialami sebagai petunjuk ilahi. Karena disaat ketenanngan batin itu terjadi dilandaskan atas suatu perubahahan sikap kepercayaan yang bertentangan dengan sikap kepercayaan sebelumnya, maka setelah itu terajdilah proses konversi agama.

4)      Masa tenang dan tentram
Masa tenang dan tentram yang kedua ini berbeda dengan tahap yang sebelumnya. Jika pada tahap yang pertama keadaan itu dialami karena sikap acuh tak acuh , maka ketenangan dan ketentraman pada tahap ketiga ini ditimbulkan oleh kepuasan terhadap keputusan yang telah diambil. Ia timbul karena telah mampu membawa suasana batin menjadi mantap sebagai pertannyaan menerima konsep baru.
5)      Masa ekspresi konversi
Sebagai ungkapan dari sikap menerima terhadap konsep baru dalam ajaran agama yang diyakininya tadi , maka tindak tanduk dan sikap hidupnya diselaraskan denagn ajaran dan peraturan agama yang dipilihnya tersebut. Pencerminan tersebut pada ajaran dalam bentuk amal dan perbuatan yang serasi dan relevan sekaligus merupakan pertanyaan konversi agama itu dalam kehidupan.
Bab III
Kesimpulan

Dalam kehidupan beragama terdapat suatu keadaan yang dinamakan konversi agama. Apa yang dimaksud dari konversi agama adalah keluarnya seseorang dari ajaran agama sebelumnya ke ajaran agama yang baru. Bila dalam islam istilah ini adalah disebut dengan kemurtadhan seorang muslim dan mempunyai hukum dosa yang besar. Banyak penyebab untuk terjadinya konversi agama ini mulai dari petunjuk ilahi , pengaruh sosial , keadaan psikologis , dan keadaan pendidikan seseorang .
Konversi agama ini mempunyai proses dalam keterjadiannya , yang dimulai dari dalam diri seseorang atau dimulai dari luar diri seseorang  dengan kerangka tersendiri mulai dari keadaan yang tenang yang kemudian ketidak tenangan dan berlanjut pada ketentraman kembali setelah memeluk agama yang baru. Keadaan tersebut diatas adalah suatu bentuk dari psikolgi agama yang kita pelajari dan menjadi suatu disiplin ilmu yang baru.








Daftar Pustaka
Prof. Dr. H. Jalaluddin ; Psikologi Agama ; Rajaw

Comments

Popular posts from this blog

Cara mengobati terkena Ikan lepu dan sembilang serta ikan berbisa lainya

IKAN TOKAK

Pondok buruk Film mengharukan dan buat menangis