BUDAK MELAYU

Kalau saja hp berada di zaman nabi dan sahabat Mengapa saya mengambil judul seperti ini karena melihat zaman yang semakin canggih dan akhlak semakin kurang dan bahkan penulis pun merasa dampaknya. Saya baru saja pulang dari perpustakaan dan saya membaca kehidupan nabi sulaiman. Ketika sampai pada teguran allah kepada nabi sulaiman, Bahwasanya ketika itu nabi sulaiman sedang asyik asyik melihat bagaimana kuda yang di pamerkan yang begitu indah dalam keasyikan melihat kuda , sampai matahari hampir terbenam , nabi sulaiman lupa melaksanakan shalat ashar dan maghrib. Setelah datangnya teguran allah , nabi sulaiman bertobat kemudian menyembelih semua kuda yang di lihatnya dan melalaikannya dari shalat ashar dan maghrib. Penulis mulai merenungi bagaimana dengan keadaan gadget yang jelas jelas betul sangat melalaikan bagi umat islam masa ini, mungkin handpone ini akan masuk laut, atau akan di bakar atau juga akan di hancurkan langsung,  ketika shalat masuk dan kita

Teruntuk ustad yang pernah mengabdi di kampung kami   Kalian adalah guru yang terbaik yang pernah ajarkan kami berbagai persoalan agama Awalnya saya tidak yakin ingin menuliskan tulisan seperti ini, karena pada zaman yang serba Canggih seperti ini tiada halangan untuk kita berkarya, jadi saya menulis juga   Latar belakang saya menulis seperti ini adalah karena motivator dan penasehat saya sudah berkurang, Dan sahabat sahabat mtivator saya adalah para ustad ustad yang pernah mengabdi di kampong kami Dan saya pun sangat kagum kepada para dai yang dapat berdakwah di kampong kami karena ALLAH. Dulu saya tak pandai mengaji dan akhirnya sekarang Alhamdulillah di setiap saya menempuh sekolah Ilmu mengaji yang pernah saya belajar sangat berguna bagi saya, bahkan anak koota yang tempat mengajinya banyak bisa kalah saing dengankita yang dari kampong, Mungkin karena daerah yang sepi, jadi  lebih khusuk dalam mempelajari alquran.   Alhamdulillah saya merasa banyak sekali manfaat apa y

ketika malam tiba , setelah melewati siang yang penuh dengan berbagai permainan, kaki yang penuh dengan debu, kotoran yang melekat di kaki yang tak pernah bersendal. itulah ketika aku masih di kampung halaman tercinta dan ketika aku masih kecil tiada berfikir tentang gadget, internet terlebih kepada pacaran atau perempuan malam ku yang tidak banyak pengganggu ketika tidur kecuali nyamuk, ombak dan jangkrik yang menjadi teman yang mampu membuat ku sedikit gelisah walau pasti akan tidur pulas.